KORANJURI.COM – UMKM Pertenunan Artha Dharma sejak tahun 2003 telah mengembangkan warna celup alami untuk tekstil yang diproduksinya. Bahan yang digunakan berasal dari dedaunan dan akar-akaran yang diolah untuk mendapatkan warna yang diinginkan.
Prosesnya pun lebih panjang hanya untuk mendapatkan satu warna solid. Pemilik Pertenunan Artha Dharma I Ketut Rajin mengatakan, untuk satu warna membutuhkan waktu 15 hari. Maka tak heran kalau proses produksi yang panjang berpengaruh terhadap harga jual.
“Itulah kenapa harga di pasaran lebih tinggi, karena kita butuh proses yang lumayan lama,” kata Ketut Rajin di Buleleng, Jumat (8/10/2021).
Dijelaskan, proses pewarnaan itu bisa dilakukan secara langsung dengan mencelupkan kain ke air yang sudah dicampur dengan olahan daun-daun maupun akar-akaran. Ada juga, prosesnya diiekstrak terlebih dulu menjadi serbuk, kemudian digunakan untuk warna.
Dengan cara ekstrak ini, hasil warna pun juga lebih bagus dibanding proses celup biasa. Ketut Rajin mengatakan, colouring itu bisa dikolaborasikan dengan kain endek maupun songket.
“Jadi hasilnya bisa dilihat mana yang pakai alam murni, mana yang ekstrak dan mana yang kimia, perbedaannya ada disitu,” terangnya.
Ketut Rajin juga mengatakan, ketika dirinya menerapkan pola celup alam di tahun 2003, pasar belum merespons produk fesyen ramah lingkungan itu. Sebab, tren pasar terhadap di awal tahun 2000-an masih dominan warna-warna kuat yang tampak norak.
Namun pada perjalanannya, tren mulai berubah. Warna primer yang kalem mulai mendapatkan tempat dan diminati pasar. Secara perlahan, pewarnaan dengan menggunakan bahan kimia mulai bergeser digantikan warna alam yang lebih elegan.
“Namun setelah ada perbandingan warna alam, pasar mulai bergeser, jadi sudah mengetahui mana yang alam dan kimia, sehingga tampilannya juga beda,” kata Ketut Rajin.
Hingga saat ini, UMKM binaan Bank Indonesia itu konsisten menggunakan proses celup untuk pewarnaan.
“Meski harganya sedikit mahal tapi produk berbahan alami ini berkelanjutan dan ramah lingkungan,” kata Ketut Rajin. (Way)