KORANJURI.COM – Sekretaris Daerah Provinsi Bali yang juga selaku Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Provinsi Bali Dewa Made Indra meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12-17 di wilayah Kabupaten Gianyar, Rabu, 7 Juli 2021.
Peninjauan menyasar tiga sekolah yakni, SMAN 1 Sukawati, SMAN 1 Blahbatuh dan SMAN 1 Gianyar.
Kepala SMAN 1 Sukawati I Wayan Widia menjelaskan, vaksinasi hari pertama diikuti siswa Kelas 11 sebanyak 458 orang. Sementara siswa kelas 12 yang berjumlah 418 siswa akan divaksin pada hari kedua, Kamis (8/7/2021).
Kemudian di SMAN 1 Blahbatuh, Sekda Dewa Indra memperoleh laporan bahwa jumlah siswa yang divaksin pada hari pertama sebanyak 470 orang.
“Sisanya akan kami tuntaskan pada pelaksanaan hari kedua,” ujar Kepala Sekolah SMAN Blahbatuh Ketut Sulatra.
Peninjauan terakhir dilakukan di SMAN 1 Gianyar yang beralamat di Jalan Ratna, Tegal Tugu Kecamatan Gianyar. Kepala Sekolah SMAN 1 Gianyar Wayan Sudra Astra melaporkan, total jumlah siswa mencapai 788 anak.
“Yang divaksin pada hari pertama sebanyak 400 anak, sisanya kita lanjutkan besok,” ujarnya.
Dari pantauan di lapangan, Sekda Dewa Indra menilai pelaksanaan vaksinasi anak usia 12-17 yang dikoordinir sekolah berjalan tertib. Dengan pengaturan sedemikian rupa, anak-anak datang ke sekolah dengan tertib, mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker dengan benar dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum masuk ruangan.
Memanfaatkan ruang kelas yang ada, anak-anak pun dibagi ke dalam sejumlah ruangan. Mereka yang baru datang diarahkan ke ruangan khusus pengisian formulir, selanjutnya secara bertahap dipanggil menuju ruangan skrining, vaksinasi dan observasi.
Pola ini diterapkan untuk mencegah terjadinya kerumunan pada siswa. Dalam peninjauan, Sekda Dewa Indra juga berinteraksi langsung dengan para siswa yang mengikuti vaksinasi.
Sekda Dewa Indra berharap, pelaksanaan vaksinasi anak lebih dipercepat. Selain memperluas cakupan herd immunity, vaksinasi bagi kelompok anak ini juga berkaitan dengan percepatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Selain meninjau pelaksanan vaksinasi, dalam kunjungan di tiga sekolah, birokrat kelahiran Singaraja ini memastikan ketersediaan ruang belajar di tiap sekolah untuk mendukung PTM yang disesuaikan dengan ketentuan protokol kesehatan.
Terkait dengan pola pembelajaran, ia berpendapat ke depannya lembaga pendidikan tak mesti hanya berpatokan pada PTM. Menyiasati kurangnya ruang belajar, ia menyarankan pemberlakuan sistem kombinasi PTM dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). (*)