KORANJURI.COM – Bali Digital Festival menjadi wahana membangun ekosistem digital pertama dan terbesar yang diadakan oleh Pemprov Bali. Banyak kegiatan yang digelar, mulai musik, seni, ekonomi startup, hingga pengenalan pembayaran non tunai.
“Digifest mendukung sistem ekonomi digital, sistem itu menjadi salah satu backbone perekonomian, dalam hal ini BI membantu memperkerkenalkan pembayaran menggunakan QRIS maupun program BI Fast yang telah dilaunching sebelumnya,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho, Sabtu, 9 April 2022.
Dijelaskan, Festival digital itu juga untuk mendorong Bali menjadi smart island dan menjadi salah satu hub digital di Indonesia dan dunia. Trisno menambahkan, Bali menjadi salah satu provinsi Ter-Baik dalam penggunaan QRIS.
“Pencapaian penggunaan QRIS di Bali tercepat di Indonesia, jadi untuk mewujudkan Bali sebagai smart island, saya kira ini bukan sesuatu yang tidak mungkin buat Bali,” kata Trisno.
Sampai saat ini, pembayaran nom tunai besutan Bank Indonesia QR Code Indonesia Indonesian Standard (QRIS) telah digunakan untuk pembayaran di sejumlah UMKM, pertokoan, hingga pajak hotel dan restoran, maupun pajak kendaraan. QRIS saat ini telah menjadi aplikasi penting untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Seperti diketahui, dalam Bali Digital Festival itu, sejumlah stan perbankan dan UMKM menampilkan pembayaran menggunakan QRIS.
“QRIS sudah menjadi tren salah satu pembayaran di Bali dan pemerintah semua telah menggunakannya,” jelas Trisno Nugroho saat menjadi narasumber dalam Talkshow bertajuk ‘Navigasi Sistem Pembayaran untuk Optimalkan Ekonomi Keuangan Digital’.
Akselerasi digital terbukti menjadi game changer di tengah keterbatasan mobilitas sosial selama pandemi. Aktifitas perilaku pembayaran khususnya pada kanal dan instrumen pembayaran ritel berbasis digital, telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan termasuk akseptasinya.
“Terutama melalui kanal QRIS, perbankan digital dan instrumen uang elektronik,” kata Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta yang juga menjadi narasumber talkshow.
Dalam penggunaannya QRIS mencapai prosentase sebesar 305% yoy dengan nilai transaksi Rp 4,51 trilyun, Digital Payment 32,5% yoy dengan nilai transaksi Rp 3,375 trilyun. UE 41,1% yoy atau senilai Rp 27,2 trilyun, SKNBI 8,6% yoy senilai Rp 366 trilyun, BI-RTGS 12,9% yoy atau Rp 15,391,7 trilyun, dan APMK 3,1% yoy dengan nilai Rp 597,4 trilyun. (Way)