Tekanan Harga Beras Konsisten Jadi Pemicu Inflasi di Bali Februari-Maret 2024

oleh
Ilustrasi kebutuhan pokok - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Komoditas yang jadi pemicu lonjakan inflasi di Bali terutama bersumber dari kenaikan harga beras, tomat, cabai merah, daging ayam ras, dan daging babi.

Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali mencatat, dalam periode 5 tahun terakhir, secara historis, komoditas cabai merah dan daging ayam ras cenderung mengalami kenaikan harga menjelang hari raya Galungan dan Kuningan.

“Di bulan Februari ada peringatan hari besar keagamaan nasional (HKBN) di Bali dan HKBN juga akan terjadi di Bali di bulan Maret,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Bali Erwin Soeriadimadja, Sabtu, 2 Maret 2024.

Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, perkembangan harga pada Februari 2024 di Provinsi Bali tercatat inflasi sebesar 0,61% (mtm). Angka inflasi lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 0,37% (mtm).

Sebelumnya, di bulan Januari 2024, Provinsi Bali mengalami deflasi sebesar -0,09% (mtm). Sedangkan secara tahunan, inflasi Provinsi Bali sebesar 2,98% year on year (yoy).

Secara spasial, Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,65% month to month (mtm) atau 2,72% (yoy), kemudian Badung mengalami inflasi sebesar 0,58% (mtm) atau 2,90% (yoy), Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,51% (mtm) atau 3,02% (yoy), dan Tabanan mengalami inflasi sebesar 0,68% (mtm) atau 3,87% (yoy).

“Inflasi yang lebih tinggi di bulan Februari tertahan oleh penurunan harga bawang merah dan cabai rawit,” kata Erwin.

Pada Maret 2024, Erwin mengingatkan, risiko yang perlu diwaspadai antara lain ketersediaan pasokan untuk bahan pangan dan bahan bakar (BBM dan gas LPG) di tengah meningkatnya permintaan menjelang hari raya.

Peningkatan permintaan canang sari juga berpotensi mendorong kenaikan harga. Mengingat, di provinsi Bali pada bulan Maret ada hari raya Nyepi.

Selanjutnya, terdapat kenaikan harga bawang putih di China yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga bawang putih di tingkat konsumen.

Selain itu, terbatasnya produksi padi pada Maret 2024 berpotensi menyebabkan berlanjutnya tekanan kenaikan harga beras di Bali.

“TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali secara konsisten melakukan pengendalian inflasi dalam kerangka kebijakan 4K,” jelas Erwin.

Pengendalian lonjakan harga itu dilakukan melalui operasi pasar murah di seluruh kabupaten/kota se-Bali untuk bahan pangan, peningkatan pasokan gas LPG 3kg, dan gerakan tanam cepat panen. (Way)

KORANJURI.com di Google News