Suka Duka Pejuang Covid-19, Dari Satpol PP, Damkar Hingga Linmas



KORANJURI.COM – Peran serta petugas lapangan Penanggulangan Covid-19 seperti Satpol PP, Linmas dan Damkar, selama ini jarang terekspos di media massa. Namun kepada para petugas di lapangan, justru sering mendapatkan perlakuan tak menyenangkan, bahkan cacian dari masyarakat.
Salah satu petugas Satpol PP Kabupaten Boyolali, Hani menceritakan hal itu. Rasa khawatir tertular selalu menghantui. Keluarga pun juga menaruh rasa kekhawatiran yang sama.
“Padahal semua itu kita lakukan untuk kebaikan bersama agar tidak tertular covid-19,” jelas Hani bersama Kasi Opdal Tibum Satpol PP Boyolali, M. Supriyatin, Kabid Damkar Drs. Dono Rumekso dan Darsono selaku Kabid Linmas Pemkab Boyolali, Rabu, 22 April 2020.
Sebagai garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, tugas Satpol PP salah satunya memberikan himbauan kepada masyarakat untuk menghindari kerumunan.
Hal itu sesuai anjuran pemerintah dalam menjaga jarak sosial dan fisik. Namun, salah paham selalu muncul di lapangan. Himbauan itu tak jarang disalahartikan sebagai larangan dan ada saja yang merasa terusik.
“Tak jarang umpatan dan cacian harus kita terima. Tapi kita legowod dan lapang dada saja,” Kasi Tibum Satpol PP Boyolali, M. Supriyatin menambahkan.
Di sisi lain, masyarakat paham dengan himbauan pemerintah menjaga jarak sosial dan fisik. Hanya saja, masih banyak masyarakat tidak mempedulikan himbauan tersebut.
“Padahal semua itu dilakukan untuk kebaikan kita semua agar tidak tertular covid-19,” ujar Supriyatin.
Setiap hari para petugas lapangan harus berjuang tak kenal lelah membubarkan kerumunan warga yang masih nekat bergerombol. Termasuk, memberikan edukasi agar selalu menggunakan masker saat berada di luar rumah dan memantau titik-titik rawan keamanan di tengah pandemi corona.
Petugas Satpol PP harus bertindak tegas membubarkan acara yang mendatangkan banyak massa seperti hajatan.
“Kalau Nekad, terpaksa dengan berat hati, harus dibubarkan,” tambahnya.
Pendekatan humanis adalah salah satu cara yang dilakukan agar masyarakat patuh anjuran.
Di wilayah Boyolali, warga yang terkonfirmasi positif covid-19 tak sebanyak di wilayah lain di Surakarta. Namun, beberapa kecamatan yang sebelumnya terkonfirmasi zona hijau sekarang sudah menjadi zona merah.
“Jika tidak dilakukan upaya preventif dan serius, dikhawatirkan warga Boyolali yang terpapar akan semakin banyak,” jelasnya.
Sementara, Kasi Damkar Kabupaten Boyolali, Drs. Dono Rumeksa juga mengatakan hal serupa. Langkah pencegahan harus dilakukan.
Seperti saat pertama dinyatakan satu warga Boyolali positif covid-19. Ia memerintahkan anak buahnya untuk segera melakukan penyemprotan disinfektan di daerah asal orang dengan positif covid-19.
Dono menekankan pepatah dalam bahasa Jawa ’Yen wani ojo wedi wedi, yen wedi aja sekali-kali wani’ (kalau berani tak perlu takut, kalau takut jangan sesekali merasa berani).
“Itu saya sampaikan agar para petugas di lapangan memiliki keteguhan hati. Tidak gamang dalam bertugas. Sebab dia tahu masih banyak anak buahnya memiliki perasaan was-was tertular, dan itu sangat manusiawi sekali,” jelasnya.
Perasaan was was tidak hanya terjadi kepada petugas Damkar dan Satpol PP, para Linmas yang bertugas di desa-desa juga mengalami hal yang sama.
Di Boyolali sendiri terang Kasi Linmas, Darsono, terdapat 8.750 anggota yang tersebar di 22 Kecamatan dan 267 Desa/ Kalurahan. Di tengah kondisi wabah saat ini, peran Linmas di daerah menjadi ujung tombak menyerap informasi sekaligus melakukan pendataan terhadap warga pendatang atau pemudik.
Linmas juga harus mampu menjadi telik sandi wilayah yang dinilai rawan kejahatan dan kriminalitas. Oleh karena itu, Darsono tegaskan, butuh kesiapan koordinasi sekaligus pengamanan diri yang maksimal, agar para petugas linmas di lapangan tidak tertular covid-19.
“Kunci utama adalah daya tahan tubuh dengan memperbanyak doa. Menjalani pola hidup sehat dengan cara sesering mungkin cuci tangan dan menjaga kesehatan tubuh. Selain itu penuhi hidup dengan perasaan bahagia, karena ini imun terbaik yang ada dalam diri kita,” ujar Kasi Damkar Pemkab Boyolali memberi saran. (JK)