Stop Kekerasan! Konjen India di Bali Sebarkan Hari Anti-Terorisme

oleh
Ilustrasi

KORANJURI.COM – India punya pengalaman tersendiri terkait terorisme. Pada 21 Mei 1991, Perdana Menteri India Rajiv Gandhi terbunuh akibat bom bunuh diri di tengah kampanye pemilu. Sejak saat itu, India mencanangkan hari terbunuhnya Rajiv Gandhi sebagai hari anti terorisme.

Setiap tahunnya, seluruh pemerintah dan masyarakat India selalu mengingat peristiwa Mei berdarah itu. Konsulat Jenderal India di Bali, R.O Sunil Babu pun, Kamis, 20 Mei 2016, mengajak bangsa-bangsa memegang komitmen bersama untuk tidak pernah memilih kekerasan.

“Komitmen untuk menyetujui serta tidak meyetujui secara damai, serta komitmen untuk tidak pernah menggunakan rasa takut sebagai alat melanjutkan tujuan kita,” kata Sunil Babu di Universitas Ngurah Rai Denpasar, Jumat, 20 Mei 2016.

Pihak Konsulat Jenderal India di Bali menggelar Anti-Terrorism Day 2016 di Universitas Ngurah Rai Bali. Kegiatan tersebut untuk mempromosikan perdamaian, persatuan dan keharmonisan di tengah masyarakat hingga bangsa-bangsa. Salah satu pembicara dalam acara itu adalah Kasubdit IV Dit Intelkam Polda Bali, AKBP Priyanto Priyo Hutomo.

Rajiv Gandhi merupakan Perdana Menteri termuda dalam sejarah India. Rajiv Ratna Gandhi lahir di Mumbai, MH, India, 20 Agustus 1944 dan mulai memimpin India di usia 40 tahun.

Ia menjadi salah satu penerus Dinasti Gandhi di pusaran kekuasaan. Ibunya adalah Indira Gandhi sedangkan kakeknya adalah Jawaharhal Nehru.

Saat melakukan kampanye, ia mendapatkan kalungan bunga yang ternyata berisi bom. Ia tewas bersama bom bunuh diri yang dilakukan oleh separatis Tamil dari Sri Lanka, Thenmuli Rajaratnam.
 
 
Way

KORANJURI.com di Google News