Stok Elpiji Berkurang, Pj. Gubernur Bali Minta Ada Sanksi Tegas untuk Pengoplos

KORANJURI.COM – Penyaluran elpiji 3 Kg di Provinsi Bali diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 19% dari kuota tahun 2023.

Pj. Gubernur Bali S.M Mahendra Jaya mengatakan, dengan naiknya kuota itu perlu ada regulasi yang memberikan sanksi tegas bagi agen dan pangkalan yang berani bermain.

“Sanksi pemberhentian kerjasama dengan Pertamina. Gas elpiji 3 kg ini untuk masyarakat ber-KTP Bali yang berada di golongan taraf hidup tingkat bawah,” kata Mahendra Jaya.

Pj. Gubernur Bali menerima audensi dari Anggota DPR RI Komisi VI Dapil Bali Nyoman Parta dan rombongan Pertamina Bali, di Ruang Kerja Gubernur Bali, Kamis, 21 September 2023.

Ia menilai, masyarakat yang membutuhkan kebutuhan elpiji bersubsidi akan dirugikan. Terlebih lagi, banyak usaha curang dengan mengedarkan elpiji oplosan.

“Bukan hanya merugikan dari volume saja melainkan juga membahayakan pembelinya karena tidak aman,” jelasnya.

Sales Area Manager Retail Bali Pertamina, Gusti Anggara menjelaskan, kuota dan realisasi elpiji 3 Kg di Provinsi Bali tahun 2023 mengalami penurunan dari tahun 2022, dari 219.046 metrik ton menjadi 203.565 Mton.

“Kami mengasumsikan kebutuhan elpiji 3 Kg di Provinsi Bali akan naik sebesar 7% dari prognosa tahun 2023 yakni, sebesar 259.358 Mton,” jelas Gusti Anggara.

Namun, ia memprediksi, di Provinsi Bali akan ada kenaikan elpiji 3kg sebesar 5-10% di tahun 2024.

Sementara, Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta mengatakan, ketersediaan kuota elpiji 3 kg semakin menipis. Menurutnya, hal itu akan berdampak pada stok di bulan Desember.

“Kuota elpiji 3 Kg diperkirakan tidak ada lantaran sudah terpakai di bulan November,” kata Nyoman Parta.

Dikhawatirkan, dampak yang dirasakan akan menimpa masyarakat menengah ke bawah yng tercatat sebagai penerima elpiji subsidi 3 Kg. (Way)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS