KORANJURI.COM – Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang juga Gubernur DIY, menghadiri Pentas Tari Kraton dalam kegiatan malam budaya Mataraman, Sabtu malam (22/2), di pendopo Kabupaten Purworejo. Sri Sultan hadir bersama jajaran pemerintah DIY dan bupati/walikota se DIY.
Kegiatan malam budaya Mataraman tersebut merupakan rangkaian agenda Muhibah Budaya, dan bertepatan dengan peringatan Hari Jadi ke 189 Kabupaten Purworejo.
Agenda Muhibah Budaya sendiri, selain bertujuan sebagai wahana silaturahmi, tetapi juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kerjasama antara Pemerintah Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten Purworejo.
Dalam sambutannya, Bupati Purworejo Agus Bastian menjelaskan, jika berdasar catatan sejarah, semenjak dahulu masyarakat Bagelen atau sekarang masyarakat Kabupaten Purworejo dengan Mataram Yogyakarta memiliki kedekatan hubungan yang sangat baik.
“Kedepan mungkin saja, akan ada kerjasama antara Pemerintah Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten Purworejo, yang saling menguntungkan secara ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Bupati.
Bupati menambahkan, melalui muhibah budaya ini diharapkan akan banyak ilmu yang didapat. Seperti dengan diadakannya pelatihan tulisan aksara jawa secara digital, ekspos sejarah, pameran museum, dan workshop seni tari.
Dirinya berharap, agenda-agenda semacam ini akan dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang. Sehingga hubungan kedua pemerintah daerah dapat terjalin lebih baik dan semakin meningkat.
Lebih lanjut Bupati menambahkan, agenda muhibah budaya juga sejalan dengan program Romansa Purworejo yang tahun ini merupakan tahun kunjungan wisata di Purworejo. Mengingat Bandara Internasional Yogyakarta berada tepat diperbatasan Kabupaten Purworejo. Sehingga Romansa Purworejo menjadi pilihan program untuk memajukan sektor pariwisata.
Hingga saat ini Pemkab telah membangun destinasi wisata antara lain Heroes Park, pantai dewaruci di Jatimalang dan pantai lainnya. Selain itu wajah baru alun-alun, bukit seribu besek, gua seplawan, curuk gunung putri, dan masih banyak wisata yang lainnya menunjukkan bahwa Purworejo siap menyambut wisatawan.
Terkait sektor pariwisata, lanjutnya, Yogyakarta telah memiliki tempat wisata yang sudah sangat dikenal. Sehingga tidak salah jika Pemkab Purworejo ingin bekerjasama dengan Yogyakarta. Sehingga diharapkan Kabupaten Purworejo juga bisa meningkatkan sektor pariwisata dengan menggandeng Pemerintah Yogyakarta.
“Harapannya, nanti tujuan para wisatawan selain di jogja juga bisa sekaligus mengunjungi Purworejo,” imbuhnya.
Sri Sultan HB X saat memberikan sambutan mengatakan jika kegiatan muhibah budaya ini ibarat merangkai kembali mata rantai sejarah antara Purworejo dan Yogyakarta.
Menurut Sultan, kawasan segitiga Dulongmas bila bertaut dengan Joglosemar akan dapat membentuk kawasan budaya yang tangguh. Tidak hanya dari segi keprajuritan saja, tetapi juga dapat melalui tari dan tambang mocopat, menguji dan menggali melalui workshop dan gelaran budaya.
Dalam acara itu baik Bupati Purworejo maupun Gubernur DIY saling bertukar cinderamata. Berbagai tarian seperti Tari Golek Menak yang merupakan hasil workshop, ditampilkan.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti, Wakil Ketua DPRD Purworejo Kelik Susilo Ardani, Sekda Purworejo Said Romadhon, Kepala OPD Purworejo serta sejumlah tamu undangan.
Malam Budaya Mataraman dimulai dengan penampilan Uyu-uyu panembromo macapat atau semacam paduan suara jawa dan penampilan tari golek menak hasil workshop. Kemudian penampilan tari beksan nyakrakusuma dan ditutup tarian beksan menak putri kridha warastra. (Jon)