Sosok Dandim 0508/Depok Kolonel Inf. Iman Widhiarto yang Getol Tangani Sampah

oleh
Ki-ka: Ketua TPS3R Desa Adat Seminyak I Komang Ruditha Hartawan, Komandan Kodim 0508/Depok Kolonel Inf. Iman Widhiarto dan Syamsunar dari Humindo Megapratama - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Komandan Kodim 0508/Depok Kolonel Inf. Iman Widhiarto menjadi sosok prajurit TNI AD yang peduli dengan isu sampah.

Saat mengikuti Apel Komandan Satuan (AKS) Terpusat 2024 di Nusa Dua, Bali, Iman Widhiarto menyempatkan diri mengunjungi TPS3R Desa Adat Seminyak, Bali pada Jumat (26/4/2024) lalu.

Studi banding kecil itu untuk mendapatkan masukan dan mempelajari mekanisme penanganan sampah di wilayah padat wisatawan asing di Bali itu.

Sebagai anggota TNI Iman penanganan sampah yang dilakukan menjadi wujud loyalitasnya terhadap pimpinan. Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Maruli Simanjuntak, mencanangkan program kembali ke alam.

“Untuk itu sebagai wujud dari pelaksanaan Program Kembali Ke Alam saya berusaha untuk memecahkan persoalan sampah di Depok, dengan mencontoh pengelolaan sampah di TPS3R Desa Adat Seminyak, Bali,” kata Kolonel Inf. Iman Widhiarto.

Pola penanganan sampah di Depok, kata Imam, selama ini dikumpulkan ke TPS terlebih dulu oleh petugas gerobak sampah.

Secara berkala, sampah di TPS dilansir ke TPA menggunakan armada truk dari Dinas Kebersihan Depok.

“Jika bisa mengolah sampah dengan mesin pemilah sampah semi otomatis seperti ini, persoalan sampah akan tertangani sampai di hulu,” jelas Iman.

Iman Widhiarto mengaku, keberadaan TPS3R Desa Adat Seminyak diketahui atas informasi kawannya bernama Syamsunar dari Humindo Megapratama yang merupakan vendor mesin daur ulang (Dalang) sampah.

Ketua TPS3R Desa Adat Seminyak I Komang Ruditha Hartawan mengatakan, tempat pengelohan sampah di Seminyak sudah berdiri sejak 2023.

Pengolahan sampah itu dikelola oleh Desa Adat Seminyak, dengan cara memilah dan memisahkan jenis sampah yang masuk ke TPS menggunakan mesin pemilah sampah semi otomatis .

“Tidak bau karena dalam satu hari seluruh proses harus selesai. Dari mulai residu hingga TPA,” jelas Komang Ruditha.

Sampah yang sudah dipilah, kata Komang, disetor ke pihak ketiga.

“Kita bekerjasama dengan pihak ketiga artinya kan ada botol, aluminium, kardus, kertas biasa, plastik bening, emberan masing2 ada penadahnya,” jelasnya.

Jumlah armada yang digunakan untuk mengangkut sampah sebanyak 28 armada, dengan kapasitas 1 ton, 1,5 ton dan 2 ton.

Sementara jenis mesin pemilah sampah yang digunakan di TPS3R antara lain, mesin pencacah kompos, pengayak kompos, mesin pemilah otomatis, mesin pengolah daur ulang (Dalang) dengan 56 petugas TPS.

“Daur ulang misalnya membuat balok, maupun buat papan,” jelas Komang.

Sementara, untuk sampah organik atau sampah basah yang tidak terbuang ke TPA, akan diolah untuk mengembangkan magot. (Way)

KORANJURI.com di Google News