KORANJURI.COM – Surat Keputusan Bersama Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), mewajibkan sekolah dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi untuk kembali membuka PTM terbatas paling lambat bulan Juli atau tahun akademik 2021/2022.
Keputusan itu mendapat sambutan positif dari pengelola SMK PGRI 3 Denpasar. Kepala sekolah Drs. I Nengah Madiadnyana, MM. mengaku, pihaknya telah mempersiapkan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Termasuk, regulasi internal yang bersifat teknis untuk menekan penularan covid-19.
“Kami sudah siap sejak awal, kalau saat ini sudah ada keputusan, kami tinggal menjalankan dan mematangkan persiapan yang sudah ada,” kata Madiadnyana di Denpasar, Selasa, 4 Mei 2021.
Menurut Madiadnyana, pandemi yang telah berjalan selama setahun ini, banyak mengajarkan hal baru. Termasuk, ketika sekolah tatap muka sudah kembali dilaksanakan, hikmah dari pandemi menjadi pelajaran berharga untuk seluruh individu, termasuk institusi, khususnya pendidikan.
Maka dari itu, secara teknis, sekolah kejuruan pariwisata non negeri faforit di Bali itu, sejak awal telah membentuk Satgas sekolah. Satuan Tugas itu berfungsi memantau kedisiplinan protokol kesehatan, bahkan ketika pembelajaran masih dilakukan secara daring.
Pun demikian, ketika PTM terbatas dilaksanakan, pihak sekolah bukan hanya memperketat protokol kesehatan ketika siswa berada di kelas. Tapi juga menuangkan regulasi itu dalam peraturan internal, jika ada siswa yang masih bergerombol akan dibubarkan dan diminta segera kembali ke rumah.
“Persoalannya bukan hanya ketika siswa berada di kelas saja, tapi menekan penularan covid-19 juga harus dilakukan secara komprehensif. Kalau ada siswa yang masih belum pulang, Satgas Sekolah akan meminta anak-anak segera kembali ke rumah,” jelasnya.
Mengingat, dalam Pembelajaran Tatap Muka secara terbatas nanti, siswa yang masuk hanya 50 persen dari jumlah yang ada. Waktu pelajaran tatap muka juga dibatasi tidak lebih dari 90 menit.
“Secara teknis, nantinya kami akan membagi dalam beberapa shift agar siswa dapat mengikuti PTM ini,” jelasnya.
Madiadnyana membahkan, vaksinasi terhadap guru dan pegawai sudah mencapai diatas 90 persen dan telah tuntas sampai penyuntikan vaksin tahap kedua. (Way)