SMK Kesehatan Purworejo Sayangkan Jenazah Perawat di Semarang Ditolak Warga



KORANJURI.COM – Banyaknya tenaga medis yang meninggal akibat Covid-19, baik itu dokter maupun perawat, menjadi keprihatinan tersendiri bagi keluarga besar SMK Kesehatan Purworejo.
Apalagi, ditambah dengan adanya penolakan pemakaman jenasah perawat yang meninggal karena Covid-19 di Semarang beberapa waktu silam.
Rasa keprihatinan ini disampaikan oleh Kepala SMK Kesehatan Purworejo, Nuryadin, S.Sos, M.Pd, Senin (13/4/2020). Nuryadin juga sangat menyayangkan adanya penolakan jenasah itu.
Menurutnya, para tenaga medis itu merupakan pahlawan/mujahid di bidang kesehatan. Mereka, merupakan garda terdepan dalam menangani pasien Covid-19, yang memiliki resiko tinggi dan tanggung jawab yang besar.
“Itu merupakan komitmen moral dalam menjalankan tugasnya. Seorang perawat maupun dokter, tidak boleh menolak setiap pasien, apapun sakitnya itu,” ujar Nuryadin.
Atas nama keluarga besar SMK Kesehatan Purworejo, Nuryadin menyampaikan rasa bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya para pahlawan kesehatan.
“Semoga, arwah para pahlawan kesehatan itu diterima di sisi-Nya, diampuni dosa-dosanya, dan keluarganya diberi ketabahan. Penolakan jenasah itu, sungguh tidak manusiawi. Jangan bebani keluarga mereka dengan penolakan itu,” ungkap Nuryadin.
Dijelaskan oleh Nuryadin, bahwa pemulasaraan/perawatan jenasah seseorang positif Covid-19, sudah sesuai prosedur yang telah ditentukan, dan tidak sembarangan. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Dan secara ilmiah, virus pada orang yang sudah meninggal juga tidak bisa berkembang (mati).
Penolakan itu, menurut Nuryadin, merupakan sebuah pembelajaran. Dia berharap, kedepannya jangan ada lagi penolakan terhadap pemakaman jenasah penderita Covid-19.
“Apapun alasannya, dia itu saudara kita, dan sudah safety. Tak ada alasan untuk penolakan itu, baik dari sisi agama, etika maupun budaya,” terang Nuryadin.
Siswi Diterima di Unsoed
Lebih jauh Nuryadin menjelaskan, bahwa keluarga besar SMK Kesehatan Purworejo juga merasa bangga, ada salah satu siswanya bernama Anggraeny Dian Puspita yang diterima di Unsoed Purwokerto, pada jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, melalui jalur seleksi bersama.
Nuryadin berharap, kedepannya, akan lebih banyak lagi siswa SMK Kesehatan Purworejo yang bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta. Hal itu juga sesuai dengan visi misi sekolah, bahwa alumni SMK Kesehatan Purworejo itu siap kerja-siap kuliah, siap kuliah sambil bekerja.
Dalam rangka PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun pelajaran 2020/2021, ujar Nuryadin, SMK Kesehatan Purworejo juga membuka pendaftaran secara online, melalui http://ppdb.smkkesehatanpwr.sch.id/. Hingga 2 minggu pendaftaran dibuka, sudah ada 105 calon siswa yang mendaftar, baik secara langsung maupun online.
“Target tahun ini, 130 siswa baru. Kami optimis target akan tercapai. Alhamdulillah, SMK Kesehatan Purworejo hingga saat ini masih tetap eksis dan tetap terkendali dengan baik. Kita berharap, wabah Covid-19 cepat berakhir, dan kehidupan bisa berjalan normal kembali,” pungkas Nuryadin. (Jon)