KORANJURI.COM – SMK Kesehatan Purworejo, mengadakan workshop Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial), Senin (22/08/2022).
Menghadirkan narasumber Sehat Kandiawan, S.Pd., M.Pd., Kepala SMKN 1 Pejawaran, Banjarnegara, workshop diikuti semua bapak ibu guru kelas X, dan dibuka secara resmi oleh Pengawas SMK dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jateng, Bani Mustofa, M.Pd. Kegiatan workshop juga dihadiri Ketua Yayasan Bina Tani Bagelen Ir. Ari Tiasadi.
Dalam arahannya, Bani Mustofa menyampaikan ucapan selamat kepada SMK Kesehatan Purworejo sebagai salah satu SMK PK. Hal itu merupakan suatu prestasi dan pretise. Prestasi yang dicapai dengan luar biasa dan perjuangan berat, dan pretise hal-hal yang sangat membanggakan.
“Untuk itu kepada seluruh civitas akademika SMK Kesehatan Purworejo termasuk bapak ibu guru dan stakeholder yang ada, untuk mengupdate dan meningkatkan diri,” ujar Bani.
“Karena SMK PK sebagai SMK pioner/perintis dan terdepan. Mudah-mudahan SMK Kesehatan Purworejo bisa menjadi yang terdepan di Purworejo,” tambahnya.
Hal yang sama juga dilontarkan Sehat Kandiawan, yang juga mengucapkan selamat kepada SMK Kesehatan Purworejo atas amanah yang diterima menjadi sekolah PK. Dan SMK PK itu pasti menjalankan Kurikulum Merdeka.
Menurut Sehat, ada hal yang membedakan antara Kurikulum Merdeka dengan kurikulum K13 . Bahwa untuk Kurikulum Merdeka yang dipergunakan mulai tahun pelajaran 2022/2023 itu, ada satu ciri khusus atau pembeda yaitu adanya P5, di mana P5 itu include di dalam setiap mata pelajaran.
“Ini berbeda karakter dengan mata pelajaran, bahkan pada kurikulum PK sebelumnya di mana untuk kurikulum PK sebelumnya, untuk P5BK (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja)
itu adalah merupakan satu mata pelajaran,” jelas Sehat.
“Tetapi di Kurikulum Merdeka yang dipergunakan untuk semua SMK, terutama untuk SMK PK, bahwa P5 adalah include di dalam setiap mata pelajaran dengan proporsi sekitar 20 sampai 30% yang nantinya dimasukkan ke kategori kokurikuler,” terangnya demikian.
Sehingga, kata Sehat, dengan adanya perubahan lagi dengan regulasi yang terbaru, Kepmendikbudristek no 262 tahun 2022, di mana P5 itu sudah harus memenuhi ketentuan yaitu jumlahnya untuk kelas 10 sejumlah 3 project untuk SMK , dengan 2 project pilihan dan satu project wajib yaitu ke pekerjaan .
Sama halnya dengan IPAS yang merupakan mata pelajaran baru, terang Sehat, karena IPAS ini juga merupakan project sehingga nanti metode pembelajarannya atau cara pembelajarannya itu harus PjBL (Project Based Learning) sehingga antara IPAS dan P5 ini sama-sama project .
“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan SMK Kesehatan dan selamat atas raihan SMK PK semoga kedepannya semua menjadi lebih baik lagi,” ujar Sehat.
Ir. Ari Tiasadi selaku Ketua Yayasan Bina Tani Bagelen sangat mengapresiasi segala kegiatan di SMK Kesehatan Purworejo, terutama kegiatan workshop untuk guru-guru.
Dia berharap, semoga kegiatan berjalan dengan lancar dan menghasilkan hasil yang sangat memuaskan, sehingga bisa menjadi penambah penyemangat pada guru-guru untuk memberikan yang terbaik melayani pada siswa-siswanya.
“Supaya anak-anak ini juga bisa berkembang lebih baik lagi dan menghasilkan anak-anak yang cerdas terampil dan juga berdaya saing sampai ke tingkat nasional dan internasional. Hal itu sudah dibuktikan dengan adanya beberapa alumni yang sudah diberangkatkan untuk bekerja di Jepang. Ini menunjukkan bahwa SMK Kesehatan Purworejo ini punya daya saing yang sangat luar biasa,” ujar Ari.
Atas pelaksanaan workshop, Nuryadin, S.Sos., M.Pd., selaku Kepala SMK Kesehatan Purworejo berharap, hal itu akan lebih memberi pemahaman dan pencerahan bagi guru, khususnya guru kelas X untuk pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Karena itu merupakan bagian dari konsekuensi SMK Kesehatan Purworejo yang dinyatakan lolos dan mendapatkan tugas sebagai SMK PK .
“Salah satu kewajiban SMK PK adalah melaksanakan Kurikulum Merdeka untuk kelas X. Diharapkan nanti dengan pelaksanaan ini SMK Kesehatan Purworejo bisa menginspirasi dan menjadi tempat rujukan serta bisa membimbing bagi sekolah-sekolah lain se Purworejo, baik itu negeri dan swasta,” kata Nuryadin sambil menambahkan, para peserta nantinya harus bisa menjadi narasumber, mensosialisasikan Kurikulum Merdeka ini ke sekolah-sekolah lain. (Jon)