KORANJURI.COM – Program Full Day School (FDS) belum sepenuhnya dapat diterapkan di seluruh sekolah yang ada di Denpasar. Bahkan secara nasional, kebijakan dari Menteri Pendidikan Muhajir Effendi ini baru taraf uji coba.
Namun, di SMK Dwijendra Denpasar, program FDS mulai dijalankan pada tahun pelajaran 2018/2019. Kepala SMK Dwijendra, Ida Bagus Dwi Oka Putra menyatakan kesiapannya mengikuti program nasional terkait 5 hari belajar.
“Yang kita lakukan adalah sosialisasi kepada warga di sekolah. Termasuk kantin sekolah agar menyiapkan menu jajan yang sehat dan bersih dengan porsi hingga sore,” jelas Dwi Oka Putra kepada Koranjuri.com.
Persiapan sarana yang ada seperti ruang kelas dan ruang laboratorium dibuat lebih nyaman. Mengingat, siswa akan lebih lama berada di sekolah dalam 5 hari belajar, dari Senin hingga Jumat. Penerapan full day school, dijelaskan Dwi Oka Putra, mengacu pada sistem belajar reguler dari pelajaran pertama hingga terakhir pada pukul 13.00.
Selepas tatap muka di kelas, guru akan memberikan pelajaran praktikum. Pihaknya juga menerapkan kebijakan, tidak ada pekerjaan rumah yang diberikan untuk siswa selama mengadopsi konsep 5 hari belajar.
“Jadi tidak ada PR. Kita melihat mereka sudah belajar seharian di sekolah, maka kita ambil kebijakan meniadakan PR. Kita sudah sampaikan itu kepada guru,” jelasnya.
Namun untuk guru, jelas Dwi Oka Putra, di hari Sabtu tetap masuk hingga pukul 10.00. Para guru akan menyusun kegiatan FDS untuk Minggu berikutnya.
“Guru tetap masuk tapi hanya setengah hari,” tambahnya.
Tahun ini, SMK Dwijendra Denpasar menerima 103 siswa baru. Jumlah itu menurun jika dibandingkan tahun lalu sebanyak 150 orang. (Way)