KORANJURI.COM – Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai (BNR) Bali menjadi tempat penyelenggaraan latihan PKD (Penanggulangan Keadaan Darurat) ke-101, Kamis (13/12/2018). PKD sekaligus menjadi momen evaluasi peningkatan pelayanan (keamanan dan kenyamanan) penerbangan.
Latihan terpadu yang dilakukan secara berkala ini, melibatkan 1.328 personel. Tujuannya memastikan kesiapan bandara menangani ancaman kecelakaan penerbangan.
Kegiatan diawali ketika ada pengumuman bahwa telah terjadi masalah dengan pesawat Limate Air jenis Airbus 330 seri 300 dengan registrasi PK-DPS. Pesawat ini harus mendarat darurat karena terlihat kobaran api yang berasal dari pesawat dengan rute Kuala Lumpur-Denpasar, nomor penerbangan Royal 123 ini.
Tak berselang lama, para petugas mobil pemadam kebakaran, ambulans dan mobil patroli sekuriti bandara dengan sigap dan cepat melakukan evakuasi penumpang dan penanganan sesuai SOP yang berlaku.
Pesawat yang mengalami technical error ini membawa 295 penumpang dan 6 orang kru. Peristiwa tersebut mengakibatkan 15 orang meninggal dunia, 20 luka berat, 36 luka ringan dan sisanya dinyatakan selamat.
Latihan terpadu yang melibatkan 1.328 personel berasal dari Angkasa Pura I, Otoritas Bandara Wilayah IV, Perum LPPNPI, TNI AU Ngurah Rai, Kepolisian Daerah Bali, Basarnas, Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Imigrasi, Bea Cukai, airline, ground handing serta beberapa rumah sakit di sekitar bandara ini berjalan sesuai skenario dan jadwal waktu yang sudah ditetapkan.
Pada Aircraft Exercise kali ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai bekerjasama dengan maskapai Garuda Indonesia baik dari sisi personel maupun fasilitas guna menciptakan kondisi mendekati kejadian yang sebenarnya, serta untuk melatih koordinasi ketika keadaan darurat terjadi.
General Manager Bandara l Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi menyatakan, latihan PKD ini bertujuan untuk memantapkan fungsi komunikasi, koordinasi dan komando antar unit serta antar instansi di lingkungan bandara setempat khususnya dalam menanggulangi keadaan darurat.
“Pada simulasi ini, kami ingin menguji kesesuaian dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Airport Security Program (ASP) dengan kondisi riil di lapangan. Selain itu, kami juga akan melakukan evaluasi hasil simulasi tersebut. Dengan begitu, Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat terus melakukan improvement,” kata Yanus.
Dia menyampaikan, tidak hanya melatih kesigapan personel dalam menanggulangi kecelakaan penerbangan (aircraft crash), pada kesempatan yang sama digelar pula simulasi penanggulangan kebakaran gedung (fire building), serta aviation security exercise yaitu simulasi penanganan ancaman keamanan penerbangan dimana salah satu pesawat udara dikuasai oleh pihak lain (hijacking) sesaat setelah mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Sementara itu Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menjelaskan, latihan PKD merupakan program kerja mandatory yang wajib menjadi perhatian seluruh stakeholder bandara.
“Dalam bisnis kebandarudaraan, aspek keselamatan dan keamanan penerbangan selalu menjadi prioritas utama dan merupakan tanggungjawab bersama. Semua pihak memiliki kontribusi yang sama, dan melalui latihan PKD ini kami ingin mengukur sekaligus mengevaluasi kesiapan bandara dalam menangani ancaman kecelakaan atau keamanan penerbangan yang dapat terjadi kapan saja,” terangnya. (ari)