Silaturahmi Kamtibmas Polsek Kutoarjo, Tekankan Pengawasan Orangtua terhadap Anak



KORANJURI.COM – Kapolsek Kutoarjo AKP Markotib menekankan, akan pentingnya peran orangtua dalam pengawasan terhadap anak. Orangtua sebaiknya tahu apa yang dilakukan anak, dan tidak gaptek.
Karena saat ini, HP atau medsos, merupakan ruang terbuka yang sulit dikendalikan.Tanpa pengawasan orangtua, dikhawatirkan anak akan mudah terpengaruh dengan informasi di medsos/hp tanpa tahu apa maksud maupun resikonya, juga dalam mengendalikan ‘jempolnya’.
Hal itu disampaikan Markotib dalam kegiatan Silaturahmi Kamtibmas, yang berlangsung di aula SMA N 2 Purworejo, di hadapan para kepala SMA dan SMK negeri dan swasta se Kecamatan Kutoarjo, Rabu (21/10/2020).
“Hal itu kami sampaikan, menyikapi adanya demo belakangan ini yang melibatkan para pelajar,” kata Markotib
Silaturahmi Kamtibmas itu sendiri dilakukan, jelas Markotib, untuk menyamakan persepsi dan menyamakan langkah sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
Dan ternyata, kata Markotib, ada beberapa masukan yang harus dia tindaklanjuti. Antara satu sekolah dengan sekolah lain, tentu ada kekurangan dan kelebihan masing-masing.
“Dan mereka, tentu akan merekam dari apa yang tadi sudah dimunculkan dalam forum. Saya juga yakin, yang terbaik akan dilakukan di sekolah masing-masing,” ungkap Markotib.
Markotib berharap, tidak ada siswa di wilayah Kutoarjo yang ikut-ikutan demo, sehingga membuat permasalahan baru bagi sekolah, warga maupun masyarakat sendiri.
Dia juga berharap, lingkup kecil di Kecamatan Kutoarjo ini kondusif (aman), sehingga siswa belajar merasa nyaman, orangtua juga nyaman. Dan aman itu, menurut Markotib, tidak turun dari langit. Tapi diciptakan, dimanajemen, dan diatur.
Dra Fitarini, MSi, Kepala SMA N 2 Purworejo selaku tuan rumah menyampaikan, bahwa kegiatan tersebut merupakan sosialisasi terkait dengan pembinaan terhadap anak-anak, terkait maraknya demo akhir-akhir ini, tentang UU Cipta Kerja.
“Kita difasilitasi Polsek Kutoarjo, gendu-gendu roso, supaya kami bisa memberikan sosialisasi terhadap orang tua dan anak-anak, supaya mereka bisa lebih menahan diri, untuk tetap konsentrasi pada belajar,” ujar Fitarini.
Menurut Fitarini, untuk Kutoarjo aman. Karena hingga saat ini belum ada informasi atau berita, ada anak-anak/pelajar Kutoarjo yang ikut demo.
Anak SMA itu, kata Fitarini, memang dicetak untuk menjadi seorang pemimpin. Sehingga mereka harus berpikir jernih, menganalisis, mengkritisi apa yang terjadi, kemudian mengambil sikap, apakah itu menguntungkan bagi dirinya atau tidak.
Terkait UU Cipta Kerja, disampaikan oleh Fitarini, kalau itu bukanlah ranah anak SMA. Karena anak SMA masih sekian tahun lagi untuk siap bekerja dan menjadi seorang pemimpin.
Maka mulai saat ini, kata Fitarini, mereka mulai untuk berpikir kritis, untuk bisa melihat apapun yang terjadi di lingkungan mereka, supaya ketika mereka bertindak betul-betul bertanggungjawab, terhadap dirinya, masa depannya, keluarganya dan masyarakatnya.
“Hal ini sudah kita sampaikan kepada orangtua dan siswa,” pungkas Fitarini. (Jon)