KORANJURI.COM – Ada yang berbeda pada peringatan HUT ke-71 RI di Lapas kelas IIA Kerobokan, Denpasar. Di sela upacara bendera dan pemberian remisi, warga binaan di lembaga pemasyarakatan terbesar di Bali itu, menyajikan tarian kolosal bertema ‘Hari Merdeka’.
Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Bali, Sulistiono mengatakan, kegiatan seni yang dilakukan warga binaan menjadi bagian yang dilakukan serentak di Indonesia.
“Ini ditekankan membangun semangat mereka. Dua hari lalu dilaksanakan secara serentak di Indonesia, 150 ribu narapidana menyanyikan lagu hari merdeka,” terang Sulistiono, Rabu, 17 Agustus 2016.
Diikuti oleh 1.100 personil, narapidana di Lapas Kerobokan membawakan tarian daerah Indonesia. Sajian yang ditampilkan warga binaan itu cukup memberikan hiburan tersendiri bagi napi lainnya.
“Mereka berlatih selama kurang lebih tiga minggu. Ketika kami berikan kesempatan itu, warga binaan menyambut antusias sebab mereka juga punya talenta tentunya,” ujar Kepala Lapas Kerobokan, Slamet Prihantara.
Kemampuan para napi, menurut Slamet terasah di dalam sanggar kesenian yang ada di dalam Lapas. Dengan mengangkat talenta yang dimiliki napi, Slamet Prihantara yang biasa dipanggil Toro mengungkapkan, pihaknya ingin merubah citra Lapas Kerobokan yang selama ini dipandang negatif.
“Seperti kita lihat tadi, penari berasal dari blok-blok yang ada di Lapas. Jadi sudah tidak ada perbedaan lagi, kita semua satu,” kata Toro.
Pada hari kemerdekaan RI tahun ini, sebanyak 2.123 orang napi dan tahanan di Bali memperoleh remisi umum dan 37 diantaranya langsung bebas.
Way