KORANJURI.COM – Direktur Teknik PDAM Badung, Ida Bagus Gede Wimbardi mengatakan, tidak tercapainya setoran laba tahun 2016 ke kas daerah bukan karena lemahnya kinerja perusahaan daerah itu. Tapi menurutya, ada faktor lain di luar internal PDAM.
“Faktor eksternal itu sebelumnya kita rancang dalam MoU bersama pengelola UPT air bersih. Dari Petanu kita dapat 100 liter/detik. Kenyataannya tidak demikian realisasinya,” terang Wimbardi, Jumat, 23 September 2016.
Dalam MoU itu, menurut Wimbardi, PDAM Tirta Mangutama, Badung mendapatkan jatah 100 liter/detik untuk pemanfaatan SPAM Petanu. Namun realisasinya hanya 60 liter/detik. Begitu pula dengan SPAM Penet, perusahaan daerah itu kebagian pengelolaan air bersih 25 liter/detik dari kesepakatan 150 liter/detik.
Ia juga menyebutkan, minimnya setoran disebabkan sebagian dana yang diperoleh dari laba tahun 2015 digunakan untuk pembelian water meter sebanyak 21 ribu unit. Hal itu sesuai dengan saran dari BPKP dalam pemeriksaannya.
“Idealnya 5 tahun sekali water meter harus diganti karena mengalami penyusutan. Itu sudah kita lakukan,” terangnya.

Sementara, kurangnya setoran laba PDAM Badung juga menjadi sorotan Ombudman RI (ORI) Bali. Perwakilan ORI Bali sempat meminta penjelasan terkait tidak tercapainya target setoran ke kas daerah yang dilakukan PDAM Badung.
Menurut Mubarak dari ORI Bali, faktor buruknya cuaca selama rentang 2015 juga menjadi persoalan pendistribusian air bersih ke pelanggan. Hal itu mengakibatkan penurunan pendapatan.
“Kenapa pada saat itu terjadi penurunan, karena bahan bakunya berkurang. Tadi disampaikan karena faktor cuaca, ada juga kebocoran,” jelas Mubarak usai bertemu Dirut PDAM Badung, Jumat, 23 September 2016.
Tahun ini setoran laba PDAM Badung ke kas daerah hanya Rp 9,4 milyar dari target 13,6 milyar.
Way