Sejumlah Karya Seni Instalasi Bakal Dipamerkan di Taman Budaya Bali



KORANJURI.COM – Karya-karya seni instalasi di ajang Lomba Seni Instalasi Outdoor akan dipamerkan di Taman Budaya Bali pada 28 Oktober 2019.
Juri telah memilih karya-karya terbaik dari lomba tersebut yakni, karya berjudul ‘Rekayasa Informasi’ meraih juara I dan berhak mendapatkan uang tunai sebesar Rp 9 juta. Karya tiga dimensi ini diciptakan oleh trio seniman Agus Aristanaya, Komang Cipta, Mahesa Putra, dan Wira Sanubari.
Juara kedua berjudul ‘Bukan Milik Seutuhnya’ merupakan karya I Gede Jaya Putra, I Wayan Bagiarta, dan I Putu Nova Ruspika Yanto. Runner up berhak atas uang tunai senilai Rp 8 juta.
Juara ketiga diraih oleh Kelompok Kolosal Art Instalation dengan karya berjudul ‘Wewayanganing Ngaurif’ dan berhak mendapatkan hadiah uang tunai Rp 7 juta.
Kemudian, juara harapan I diraih tim Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) IKIP PGRI Bali dengan judul seni instalasi ‘Guru Rupaka’ dan berhak mengantongi uang tunai Rp 6 juta.
“Karya desain terbaik akan dipamerkan di areal Taman Budaya Provinsi Bali pada Senin (28/10/2019). Hadiah akan diserahkan pada penutupan Festival Seni Bali Jani (FSBJ) 2019 pada 8 November di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali,” jelas Kadis Kebudayaan Bali Kun Adnyana.
Karya seni instalasi yang dilombakan ini mengacu pada bentuk tiga dimensi dengan diameter 5 meter. Desain dirancang menggunakan site Taman Budaya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan ‘Kun Adnyana’ mengharapkan dari Lomba Seni Instalasi Outdoor itu akan terbangun pemahaman tentang seni instalasi, baik itu dari sisi konsep, medium, serta sitetempat instalasi.
“Seperti kita ketahui, fenomena seni instalasi semakin kuat kehadirannya di ruang-ruang publik, mengubah wajah serta mindset masyarakat,” ujar Kun Adnyana yang juga akademisi di ISI Denpasar itu.
Menurutnya, konsep desain dan penerapan medium seni instalasi pun sangat beragam, ada yang melalui riset mendalam (konsep visual-pilihan medium-site). Namun, ada juga yang asal-asalan tanpa konsep, tanpa mempertimbangkan dampak artistik.
Berdasarkan hal itulah, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali menggelar Lomba Seni Instalasi Outdoor serangkaian FSBJ 2019 yang mengusung tema ‘Hulu Teben: Dialektika Lokal-Global’.
“Dari kehadiran kompetisi ini, kami harapkan pula bisa memengaruhi artistik yang unik pada pembuatan ogoh-ogoh, dekorasi upacara pernikahan dan sebagainya,” kata Kun Adnyana.
Dalam lomba yang telah berhasil ditelurkan para juaranya itu, para pesertanya diperbolehkan mendaftar secara individu ataupun berkelompok, asalkan usia maksimalnya 40 tahun.
Sedangkan untuk ketentuan khususnya tentu harus mengacu pada tema ‘Hulu-Teben’. Medium eco desain bisa menggunakan bambu, ranting, tanah, batu, kayu dan sebagainya. Selain itu, seni instalasi harus berbentuk tiga dimensi dengan ukuran minimum berdiameter 5 meter, desainnya dirancang memakai site Taman Budaya-Art Center.
“Aspek-aspek penilaian mencakup keaslian ide/tema/konsep gagasan, kerangka berpikir, serta aplikasi (ide/gagasan) berupa konsep desain seni instalasi di atas kertas,” ujarnya. (*)