Sambut Gerhana Matahari Warga Solo Gelar Tradisi Perkawinan Jagat

oleh
Prosesi Perkawinan Jagad menyambut datangnya gerhana matahari di kota Solo , 6Maret2016/Foto: Djoko Judiantoro /koranjuri.com

KORANJURI.COM – Eforia Gerhana Matahari Total yang akan melintasi 12 Provinsi di Indonesia, 9 Maret 2016, bukan hanya disambut oleh warga yang dilintasi gerhana. Warga di Kota Solo menjadi salah satu daerah yang ikut menyambut datangnya fenomena alam 375 tahun itu.

Minggu, 6 Maret 2016, Pemerintah Kota Surakarta bersama komunitas budaya, seniman dan warga berbaur menggelar prosesi budaya dalam bentuk sesajian kepada Batara Kala. Dalam tradisi budaya jawa, datangnya gerhana matahari dimaknai  sebagai  perkawinan alam raya atau ‘Kalahayu.’

“Kala Hayu adalah perkawinan Alam Raya sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. dengan kekuasaan-Nya fenomena alam gerhana matahari bisa terjadi di jagad raya ini,” kata Walikota Solo, FX
Hadi Rudyatmo, Minggu, 6 Maret 2016.

Tradisi Kalahayu menurut Hadi Rudyatmo, merupakan akulturasi budaya Jawa, Hindu dan Islam yang sangat harmonis dalam membangun kebersamaan dan  menjaga kelestarian alam semesta.

Berbagai komunitas turut memeriahkan tradisi langka tersebut. Diantaranya, Komunitas Lesung, Kelompok Topeng Ireng dari Paguyuban Krido Muda di Lereng Gunung Merbabu, Komunitas anak Bawang dan Komunitas Papatsuta yang terdiri dari para pedagang pasar.

Iring-iringan kirab dimulai dari Loji Gandrung yang menjadi rumah dinas walikota Surakarta dan berakhir di Balai Sudjatmoko.

Jud

KORANJURI.com di Google News