KORANJURI.COM – Dengan kesadaran dan tanpa paksaan, siswa yang membawa telepon seluler diserahkan kepada pengawas pada ujian nasional tingkat SMP. Setidaknya ada puluhan ponsel yang ditata dengan rapi di pos pengamanan SMP PGRI 2 Denpasar.
“Pemeriksaan dilakukan dan siswa yang membawa ponsel dengan kesadaran meninggalkan perangkatnya di pos satpam sebelum masuk ruang ujian, masing-masing diberi label nama pemilik,” kata Kepala SMP PGRI 2 Denpasar, I Gede Wenten Aryasuda, Senin, 9 Mei 2016.
UN tahun ini, Aryasuda mengaku berlega hati. Pasalnya, 430 siswanya hadir tanpa harus diingatkan bahwa hari itu berlangsung ujian nasional. Tahun sebelumnya, kata Aryasuda, ada saja siswa yang harus didatangi ke rumahnya lantaran masih abai dengan pelaksanaan UN.
“Takut dan taat menjadi bagian UN yang berintegritas. Siswa datang 45 menit sebelum UN dimulai untuk melakukan registrasi,” jelas Aryasuda.
Berkaca pada pengalaman UN tingkat SMA/SMK, ujian nasional tingkat SMP ini dinilai berjalan sesuai yang diharapkan banyak pihak. Soal yang didistribusikan dari masing-masing sub rayon tidak mengalami kendala. Sedangkan pengawas, menurut Aryasuda, juga tertib dan tidak ada yang membawa ponsel ketika sedang melakukan tugasnya.
Aryasuda mengatakan sekolah memberikan fasiltas kepada pengawas untuk menggunakan telepon kabel yang ada di sekolah jika ada kondisi gawat darurat. Praktis pola pengawasan menjadi lebih tertib dan sesuai dengan prosedur POS UN.
way