Ribuan Mahasiswa dan Staf ITB STIKOM Bali Ikuti Jalan Sehat Dies Natalis Ke-22

oleh
Pejabat di Kampus ITB STIKOM Bali saat mengikuti Jalan Sehat dalam rangka memperingati Dies Natalis Ke-22, Jumat, 9 Agustus 2024 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – 2.700 peserta mengikuti jalan santai memperingati Dies Natalis Ke-22 ITB STIKOM Bali, Jumat, 9 Agustus 2024. Event yang dimulai pukul 06.00 WITA menempuh rute sekitar 2km di areal sekitar kampus ITB STIKOM Bali.

Pemberangkatan peserta dilakukan dengan pemotongan pita oleh Ketua Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Prof. Dr. I Made Bandem, MA. Kegiatan juga berakhir di kampus ITB STIKOM Bali.

BACA JUGA
Kemeriahan Jalan Sehat dalam Rangkaian Dies Natalis Ke-22 ITB STIKOM Bali

Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengatakan, Dies Natalis Ke-22 ITB STIKOM Bali diawali dengan kegiatan awal seperti Festival Tukad Bindu, seminar internasional dan lomba yang diikuti mahasiswa dan staf kampus.

“Kegiatan hari ini sebagai bagian dari menggelorakan pentingnya kesehatan. Biasanya sekarang anak-anak muda agak mager dengan aktifitasnya masing-masing. Jalan sehat ini penting dijadikan budaya yang bagus untuk kesehatan,” kata Dadang Hermawan, Jumat, 9 Agustus 2024.

Puncak Dies Natalis Ke-22 ITB STIKOM Bali akan digelar pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Dalam kegiatan itu, ITB STIKOM Bali akan meluncurkan program recognized prior learning (RPL) atau rekognisi pembelajaran masa lampau.

Program yang dikembangkan itu memberikan kesempatan masyarakat untuk mengikuti program S1 dengan masa studi 1,5 tahun. RPL menjadi pengakuan atas pencapaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal, informal maupun pengalaman kerja.

Pengakuan itu sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal yang disetarakan dengan kualifikasi tertentu.

“Kita sudah diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk menjadi salah satu penyelenggara RPL untuk prodi sistem komputer dan sistem informasi. Pengakuan kredit yang diakui sebesar 100 SKS,” kata Dadang.

Sementara, Ketua Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Prof. Dr. I Made Bandem, MA. menambahkan, pendidikan di ITB STIKOM Bali menganut paradigma kecerdasan berpikir dan spiritual.

“Mahasiswa diajarkan etika dan tata krama seperti yang ada di masyarakat. Jadi jangan sampai kita cerdas di bidang teknologi dan robot tapi rasa itu tidak terpelihara,” kata Made Bandem. (Way)

KORANJURI.com di Google News