KORANJURI.COM – Ibadah Natal di Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Maranatha Denpasar diikuti oleh ribuan jemaat. Sejumlah petugas kepolisian dan TNI melakukan pemeriksaan ketat di pintu gerbang gereja.
Dalam ibadah itu, tema yang diangkat yakni, ‘Merajut Kehendak Baik’ untuk memaknai kabar bahagia dan suka cita sebagai refleksi di kehidupan nyata.
Pendeta Marinus Rudolf Thomas Mainaki yang memimpin ibadah menyatakan, keragaman menyatu dalam kasih Allah yang sejati.
Peringatan Natal, dikatakan Marinus, menjadi kebangunan kesadaran atas persoalan yang terjadi di dunia dan menyadari akan realitas yang ada.
“Tapi sadarkah kita di tengah persekutuan yang penuh kegembiraan ini, di belahan dunia perang tengah berkecamuk. Sadarkah kita di tengah persekutuan ini, di emperan pertokoan terbaring mereka di dalam kelemahan, kelaparan yang memprihatinkan,” ujar Marinus membuka khotbah, Minggu, 24 Desember 2017.
Menghayati kehadiran Tuhan sebagai putra Natal juga disampaikan Pendeta Timotius Arifin Tedjasukmana, Gembala sidang di Gereja GBI Lembah Pujian ROCK Ministry.
Pada perayaan Natal tahun ini, dikatakan Timotius, diadakan di tengah keprihatinan para pengungsi dampak erupsi Gunung Agung. Gereja merayakan lebih sederhana dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami lebih banyak melakukan aksi untuk saudara kita yang tengah tertimpa bencana erupsi Gunung Agung,” jelas Timotius.
Pesan Natal yang disampaikan Pendeta Timotius yakni, Tuhan adalah kemuliaan di tempat maha tinggi dan damai sejahtera bagi mereka yang berkenan kepada-Nya.
“Mari kita lebih saling mengasihi sebagai bangsa, tidak pandang suku, agama maupun dari mana latarbelakangnya,” jelas Timotius Arifin Tedjasukmana. (Way)