Resort Mewah Diproyeksikan Bakal Berdiri di Lahan PTPN VII

oleh
Pemerintah membuka peluang BUMN yang memiliki potensi mengembangkan usaha di luar core business - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Regulasi Pemerintah dengan membuka peluang BUMN yang memiliki potensi mengembangkan usaha di luar core business disambut PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII. Perusahaan agro yang berkantor pusat di Bandar Lampung itu menggandeng beberapa BUMN lain untuk mengoptimalkan fungsi lahan strategis yang dimiliki.

Proyek optimalisasi aset lahan PTPN VII, tiga diantaranya tergolong strategis dan prestisius. Yakni, Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Teluk Nipah (Kabupaten Lampung Selatan), dan dua kompleks di Kedaton (Bandar Lampung) dan Palembang (Sumatra Selatan) akan dikembangkan untuk perdagangan, hotel, rumah sakit dan pusat olahraga (sport center).

Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho mengatakan dengan rencana optimalisasi aset tersebut, PTPN VII menggandeng PT Pembangunan Perumahan (PT PP) dan PT Patra Jasa untuk membangun resort di lahan seluas 820 hektare (ha) milik PTPN VII di Desa Bulok, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.

“Ya, kami punya lahan HGU seluas 820 hektare lebih di Pantai Teluk Nipah, Kalianda. Kawasan ini masuk roadmap pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dengan konsentrasi wisata. Makanya, kami gandeng PT PP yang punya kompetensi konstruksi dan Patra Jasa yang punya spesialisasi bidang hospitality,” kata Oho, panggilan akrab Hanugroho di Bandar Lampung.

Hasil analisis studi kelayakan yang dikerjakan konsultan telah diserahkan kepada pihaknya. Dalam presentasinya, Oho mengatakan, pihak konsultan merancang satu resort prestisius dengan fasilitas lengkap.

“Saya sudah baca dan lihat visualnya. Bagus sekali. Ini sangat sesuai dengan statement Pak Gubernur Lampung pada Festival Krakatau bahwa Lampung segera menjadi New Bali,” katanya.

Dalam feasibility study, kawasan yang memiliki garis pantai sepanjsng lima kilometer dengan area pantai landai berpasir sepanjang dua kilometer, divisualkan menjadi beberapa area khusus dengan barbagai wahana. Terdapat tebing terjal dengan posisi bukit membalkon, ceruk, dan dataran yang saat ini terdapat tanaman karet yang memungkinkan kawasan ini menjadi one stop holiday.

Tropical Area, konsultan yang melakukan kajian memproyeksikan kawasan ini sebagai kompleks wisata multiminat. Ada all natural resort, geopark beach, jetty boat, kawasan seni budaya lokal, wahana lintas alam sungai, area out bond, teater terbuka, observatorium, bahkan area terbuka untuk acara pernikahan.

“Lahan kami sangat cukup untuk kawasan wisata terpadu ini. Keragaman kontur, ada pantai dengan ombak dan pasir sangat bagus, tebing menjorok ke laut, area perbukitan, ada sungai kecil, dan ada area datarnya. Kita bisa bikin apa saja, termasuk mini golf,” kata dirut kelahiran Gisting, Tanggamus, itu.

Meskipun hasil kajian sudah ada, ia menyatakan konsorsium tiga BUMN ini belum memutuskan langkah. Salah satu faktor yang harus menjadi pertimbangan dari hasil kajian adalah karena dana yang dibutuhkan untuk proyek ini menyentuh angka Rp 1 triliun.

“Karena itu harus kita bicara lagi dengan direksi masing-masing BUMN,” tandasnya. (Bob)

KORANJURI.com di Google News