KORANJURI.COM – Pengurus Daerah Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Kota Surakarta, secara resmi dilantik oleh Ketua Umum Perjuangan Walisongo Indonesia, Dr. KH Abbas Billy Yachsy (Gus Abbas). Minggu (28/7/2024). Pelantikan dihadiri seluruh jajaran pengurus PWI Kota Surakarta.
Pada prosesi pelantikan seluruh pengurus yang hadir diambil sumpah yang dibacakan langsung oleh Ketua Umum Perjuangan Walisongo Indonesia.
Usai dilantik kemudian dilanjutkan prosesi penyerahan bendera PWI dan Pataka Laskar Sabilillah, dari Ketua Umum PWI kepada ketua PD PWI Kota Surakarta. Dari panglima Laskar Sabilillah kepada komandan Laskar Sabilillah Kota Surakarta sebagai simbol pemberian tanggung jawab organisasi untuk seluruh pengurus PWI Kota Surakarta.
Usai dilantik Ketua PWI Kota Surakarta, Sudrajat Kentas Pribadi mengatakan, pelantikan bukan proses berakhirnya tugas para pengurus membentuk kepengurusan di Kota Surakarta. Akan tetapi, awal dimulainya sebuah perjuangan untuk mengingatkan dan meneguhkan kembali peran Walisongo dalam sejarah siar Islam di Nusantara.
Sebab tanpa peran serta Walisongo, mustahil Islam dapat perkembang pesat dan menjadi agama mayoritas di Indonesia.
Cara siar yang disampaikan melalui budaya dapat menjadi contoh, bagaimana agama dan budaya berjalan beriringan disesuaikan dengan tradisi yang ada di tengah masyarakat.
“Sebagai pewaris dan penerus perjuangan Walisongo kita sudah banyak melupakan sejarah dan budaya yang di tinggalkan, sehingga tanpa disadari mulai kehilangan jatidiri. Dampaknya banyak sejarah di hilangkan, garis leluhur nusantara di belokan,” kata Sudrajat.
Menurutnya, generasi muda seakan robot yang bisa di kendalikan karena tak lagi memiliki karakter jatidiri. Budaya luhur yang menjadi pegangan perilaku hidup bermasyarakat dilupakan, akibat gerusan budaya asing yang merecoki mental para generasi muda.
Oleh karena itu, sebagai organisasi penerus perjuangan Walisongo, PWI Kota Surakarta akan berupaya membangun kembali nilai luhur budaya yang ditinggalkan para wali, namun juga menggali, menjaga sejarah dan budaya.
Sudrajat berharap, seluruh anggota PWI Kota Surakarta mampu menggali dan mengangkat kembali budaya warisan Walisongo, baik tradisi maupun syiarnya. PWI Kota Surakarta juga harus mengenal lebih dalam lagi sejarah Walisongo yang telah membangun peradaban di Nusantara.
Seperti halnya misi dan visi organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia yakni, melanjutkan ajaran Islam yang menganut faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagaimana yang diwariskan oleh Walisongo.
Sehingga, terwujud tatanan masyarakat yang Bermartabat dan Berkeadilan demi kemaslahatan, Kesejahteraan,
Kerukunan umat manusia dan demi terciptanya Rahmat bagi semesta alam.
“Sebab hanya dengan mengenal dan mencintai sejarah bangsanya sendiri, kita tidak mudah terseret dan terombang ambing arus budaya liberal yang merusak mental dan maindset generasi muda,” jelasnya. (Djk)