KORANJURI.COM – Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo, gerakkan semprot massal, dalam menanggulangi serangan hama wereng, yang mulai menyerang pada musim tanam kedua tahun ini.
Dari jumlah lahan persawahan di Kabupaten Purworejo yang luasnya mencapai 29.575 ha, 750 ha diantaranya, terserang hama wereng, yang tersebar di 32 desa di 8 kecamatan.
“Wilayah ini meliputi kecamatan Pituruh 262 ha, Grabag 185 ha, Purwodadi 144 ha, Ngombol 108 ha, Bayan 20 ha, Kaligesing 8 ha, Bener 3 ha dan Kutoarjo 20 ha,” jelas Wasit Diono, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Purworejo, Rabu (13/5/2020).
Menurut Wasit Diono, munculnya serangan hama wereng ini, karena adanya percepatan masa tanam satu ke masa tanam dua. Ini menjadikan tidak adanya waktu untuk sanitasi lingkungan dan pembakaran jerami.
Adanya wereng, merupakan sisa dari musim tanam satu, dari Oktober 2019 hingga Maret 2020, yang masih bertahan di singgang.
“Untuk memutus mata rantai penyebaran hama wereng ini, bisa dilakukan dengan menanam polowijo. Tapi petani lebih sreg jika tetap menanam padi,” jelas Wasit Diono, didampingi Ruth NL Simanjuntak, dari Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman.
Dalam gerakan semprot massal ini, dari DPPKP berkoordinasi dengan Forkopimca, pemdes, dan kelompok tani (poktan/gapoktan), dalam melakukan upaya pencegahan perluasan serangan hama wereng tersebut. Hampir setiap hari, penyemprotan massal ini dilakukan. Seperti pada Rabu (13/5), semprot massal dilakukan di Desa Rejosari, Grabag.
Menurut Wasit Diono, semprot massal dilakukan, karena jika dilakukan secara individu tidak akan efektif, karena hanya memindahkan populasi dari petak satu ke petak yang lain.
“Ini bersifat stimulan. Kita berharap, para petani bisa melanjutkannya secara mandiri,” ujar Wasit Diono.
Wasit Diono berharap, pada masa musim tanam ini, petani bisa sukses dan tidak gagal panen. (Jon)