Rai Wirajaya Tak Sepakat Usulan agar BI Cetak Rupiah Lebih Banyak

    


Anggota Komisi XI DPR RI Gusti Agung Rai Wirajaya - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Mencetak uang hingga Rp 600 triliun jadi salah satu skenario yang diusulkan Badan Anggaran DPR RI kepada BI untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia akibat pandemi covid-19

Menanggapi hal itu, anggota Komisi XI DPR RI asal Bali Gusti Agung Rai Wirajaya mengungkapkan ketidaksetujuannya. Sebagai anggota di komisi dengan lingkup tugas bidang keuangan dan perbankan, Rai Wirajaya mengatakan, memperbanyak uang yang beredar justru memicu inflasi lebih tinggi.

“Sekarang mungkin bisa mengatasi dampak ekonomi, tapi nanti, ketika keadaan normal dan BLBI turun, masalah itu tidak selesai dalam satu periode masa politik dan akan mengalami inflasi tinggi,” kata Rai Wirajaya kepada Koranjuri.com.

“Jadi, saya melihat janganlah (BI) mencetak,” tambahnya.

Melihat wacana pemerintah yang tengah mengkaji skema new normal, Rai Wirajaya mengatakan hal itu menjadi cara lain yang bisa ditempuh untuk memulihkan kembali ekonomi nasional secara bertahap.

Ia juga melihat ekonomi nasional masih berjalan meski mengalami perlambatan. Di berbagai sektor dan bidang usaha tetap berjalan secara normal bahkan sebagian mengalami peningkatan.

“Ekonomi tidak mandek, saya rasa mengalami perlambatan. Saya lihat sektor usaha yang dilakukan secara online saat ini justru mengalami tren kenaikan,” jelasnya.

Sebelumnya, Banggar DPR RI memberikan usulan kepada pemerintah dan Bank Indonesia untuk mencetak uang hingga di angka Rp 600 trilyun.

Bertambahnya rupiah yang beredar bertujuan untuk menyelamatkan ekonomi nasional karena tekanan corona. (Way)