Putri Koster Dorong IKM Bali Gunakan Platform Digital

oleh
Ketua Dekranasda Provinsi Bali Putri Suastini Koster saat mengikuti Web seminar (Webinar) yang diinisiasi oleh Dewan Kerajinan Nasional, Sabtu, 4 Juli 2020 - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Ketua Dekranasda Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengikuti Web seminar (Webinar) yang diinisiasi oleh Dewan Kerajinan Nasional. Peserta dalam kegiatan itu mencapai 500 orang dari seluruh Indonesia.

Acara dikemas dalam Bincang Sore dengan tema ‘Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Kerajinan, Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas Melalui Platfrom Digital’, Sabtu (4/7/2020).

Di sela-sela kegiatan menyimak seminar dari para narasumber, Putri Koster menyampaikan, seminar yang menghadirkan beberapa narasumber ini memberikan inspirasi tersendiri baginya, yang merupakan Ketua Dekranasda Provinsi Bali.

Menurutnya, di masa pandemi ini, seluruh Industri Kecil Menengah (IKM) di Bali banyak yang mengalami penurunan pendapatan maupun produksi. Penurunan terjadi di segala sektor industri mulai fashion, perhiasan, termasuk karya seni murni seperti karya-karya pelukis Bali karena tidak bisa ikut pameran.

Menghadapi kondisi ini hampir semua IKM beralih ke platform digital. Menurutnya, Bali juga harus melakukan hal yang sama, agar bisa terus berkembang dan berproduksi.

“Saya bersama Kepala Disperindag Provinsi Bali sudah melakukan diskusi bagaimana cara kita untuk membuat suatu karya seperti mendorong para IKM agar bisa tampil dalam dunia digital ini, misalnya saja membuat pameran lukisan digital,” jelas Putri Koster.

Salah satu yang harus dijaga pelaku IKM dalam promosi digital adalah, kualitas produk. Menurutnya, ketika costumer membeli produk, yang ditampilkan adalah foto. Namun, banyak kejadian saat produk datang, ternyata kualitasnya tidak memuaskan dan tidak sesuai dengan foto yang dipasang.

“Jadi saya minta, para IKM Bali tetap mempertahankan kualitasnya. Sehingga semakin banyak costumer yang percaya dengan produk tersebut,” katanya.

Sebelumnya, acara Webinar dibuka oleh Ketua Umum Dekranas Wury Mar’uf Amin. Wury memberi apresiasi terhadap antusiasme para peserta.

Wury Mar’uf Amin mengatakan, kerajinan merupakan subbagian ekonomi kreatif yang berperan meningkatkan daya saing Indonesia seperti batik, tenun, maupun kayu. Potensi kerajinan ini tersebar di seluruh Indonesia.

“Tentu kualitasnya tidak diragukan lagi dan acapkali bisa bersaing dengan dunia internasional,” kata Wury.

Namun, Covid-19 memberikan dampak luas di semua sektor termasuk industri kecil menengah (IKM). Dari data Dinas Perindustrian, ada lebih dari 1 juta IKM di Indonesia dengan 34,2 juta tenaga kerja yang terdampak pandemi.

Estimasi kerugiannya mencapai sekitar Rp 18,29 triliun. Dari IKM yang ada, sekitar 15,93 persen kerajinan dan 54,14 persen pangan. Sedangkan estimasi kerugian untuk kerajinan sekitar Rp 700 miliar.

Dampak Covid-19 telah mengakibatkan omzet penjualan menurun. Masyarakat kehilangan daya beli.

“Yang terjadi sekarang, pelaku usaha kesulitan bahan baku, proses produksi menurun sekitar 50 persen, termasuk juga giliran waktu kerja dan kesulitan membayar kredit usaha,” jelas Wury.

Untuk mendukung pemanfaatan platform digital,,ia menyampaikan pada 14 Mei 2020 lalu, Presiden Jokowi telah meluncurkan program ‘Bangga Buatan Indonesia’. Gerakan nasional ini bertujuan untuk mendukung partisipasi masyarakat akan dampak Covid-19.

Ia berharap para perajin sektor kerajinan harus ikut dalam kampanye tersebut.

Seminar itu juga diikuti oleh Ketua Harian Dekranas Tri Tito Karnavian, dengan narasumber, Samuel Wattimena yang merupakan perancang busana, Plt Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenkraf Josua Simanjuntak, dan Kepala Kebijakan Publik dan Pemerintah Shopee Indonesia Radityo Triatmojo. (*)

KORANJURI.com di Google News