Purnawirawan Marinir Bertemu di Monjali, Ini Isu yang Mencuat

oleh
Peringatan HUT Marinir ke 72 di Monumen Jogja Kembali (Monjali) - foto: Lanjar Artama/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Purnawirawan marinir bertemu dalam peringatan HUT Marinir ke 72 di Monumen Jogja Kembali (Monjali). Disitu, mencuat isu-isu terkait potensi ancaman kedaulatan negara.

Pembina Purna Marinir Indonesia, Letjend (Purn) Suharto mengatakan, soal kedaulatan negara dimanapun dan sampai kapanpun harus dijunjung tinggi. Sebab, jika warganegaranya tidak peduli soal kedaulatan, maka Indonesia akan dijajah oleh pihak asing.

“Jadi untuk apa punya negara kalau negara tidak berdaulat” ungkap Pembina Purna Marinir Indonesia, Letjend (Purn) Suharto seusai reuni Purnawirawan Marinir sekaligus peringatan HUT Marinir ke 72 di Monumen Jogja Kembali (Monjali).

Lebih jauh Suharto menegaskan bahwa negara harus kuat dan tidak boleh lagi ada aset negara yang dijual ke negara lain. Begitu juga orang-orang asing yang ingin tinggal di Indonesia harus dibatasi. Karena kalau tidak dibatasi mereka nantinya akan menguasai bangsa ini.

“Ini merupakan bentuk penjajahan yang baru,” kata Letjend (Purn) Suharto.

“Tahun 2024 bisa jadi negara kita seperti suku aborigin. Anak cucu kita akan menjadi budak-budak mereka. Mereka mengepel, menjadi pembantu orang asing meski kita hidup di negara sendiri. Jadi kedaulatan negara harus dijaga oleh semua anak bangsa” tambahnya.

Suharto juga mengingatkan para pimpinan jangan sampai menjual aset bangsa ke asing. Karena menjual aset negara sama halnya menjual nyawa dan kedaulatan bangsa ini.

“Menjaga kedaulatan adalah segala-galanya, oleh karena kepada UUD 45 dan mempertahankan jati diri bangsa kita yakni Pancasila. Dan untuk generasi muda berkewajiban mempertahannkannya serta harus mengabdi kepada negara. Jaga kedaulatan jangan sampai orang asing semakin banyak yang masuk dan tinggal di Indonesia.

Dalam reuni Purna Marinir yang dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai daerah seperti Jakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Solo, Magelang dan Yogyakarta, juga hadir Mayor Jendral Rusdi, Mayor Jendral Sunarko serta Pelda (Purn) Evert Julius Ven Kandau, anggota KKO AL (sekarang korps Marinir) yang bertugas mengangkat para jenazah pahlawan revolusi dari lubang buaya.

Sementara itu salah seorang purnawirawan yang juga mantan Bupati Wonogiri, Begug Purnomo Sidi mengajak dan merencanakan akan mengelar pertunjukan wayang kulit pada 1 Maret 2018 nanti di kantor pusat Marinir Jakarta, guna membangkitkan rasa nasionalisme dan menjaga kedaulatan bangsa. (anjar)

KORANJURI.com di Google News