Prof Made Agus Gelgel Paparkan Arak Bali untuk Terapi OTG Covid-19

oleh
Rombongan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh Sekretaris Kementrian PPN Himawan Hariyoga melakukan kunjungan kerja dengan bertemu bersama Tokoh Mayarakat dan Tokoh Adat Bali di Balai Adat Pendungan, Banjar Pitik, Pedungan, Denpasar, Senin (3/8/2020) - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Sosok Prof. Made Agus Gelgel Wirasuta, saat ini menjadi media darling yang banyak diulas soal penelitiannya tentang ramuan herbal Arak Bali untuk terapi bagi orang tanpa gejala (OTG) positif covid-19 di Bali.

Terapi berbahan Arak Bali itu menggunakan metode nebulisasi menggunakan alat nebulizer.

Menurut doktor jebolan Hamburg Universitat ini, penelitiannya dicobakan kepada orang tanpa gejala covid-19. Dari data statistik, laju penyembuhan menggunakan ramuan itu mencapai 70%.

Sedangkan, dengan fase normal selama rentang 2 pekan, kesembuhan hanya 50%. Ia memberikan contoh pembanding, dari 19 OTG positif covid-19 yang mendapatkan terapi, 15 orang sembuh dalam waktu tiga hari, dengan status negatif covid-19.

Menurut Agus, upaya itu didukung oleh Gubernur dan diterapkan kepada orang positif covid-19 tanpa gejala. Sejak itu, tingkat kesembuhan di Bali terus meningkat.

“Ini sangat berguna, berapa banyak biaya yang dapat ditekan untuk penghematan,” jelas Agus Gelgel, Senin, 3 Agustus 2020.

Akademisi di Universitas Udayana itu memaparkan penelitiannya di hadapan pejabat Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), saat kunjungan kerja di Denpasar, Bali, Senin, 3 Agustus 2020.

Kegiatan itu bertema, ‘Peran Kearifan Lokal dan Masyarakat Adat dalam Penanganan Covid-19, Peran Pecalang dalam Menegakkan Protokol Kesehatan dan Pengembangan Obat Tradisional Berbahan arak Bali untuk Terapi Covid-19’.

Namun dibalik keberhasilan itu, masih ada kendala terkait ijin yang belum terbit. sedangkan data yang disampaikan soal riset yang dilakukan, Kasa Agus, sudah lengkap.

“Kami berharap Bappenas memediasi bersama Kementrian Kesehatan untuk mengutamakan temuannya sehingga uji klinisnya cepat terbit,” ujarnya.

“Sehingga, jika memang layak untuk produksi massal bisa segera didistribusikan untuk membantu penyembuhan pasien covid-19 di Indonesia bahkan dunia,” tambah Agus Gelgel.

Diproses untuk Pengobatan Virus Corona

Terapi berbahan ramuan Arak Bali itu bukan dengan cara diminum. Tapi pasien menghirup uap Arak yang sebelumnya sudah dicampur dengan bahan herbal lain sehingga aman.

Tingkat bahaya menghirup uap alkohol juga diperhitungkan secara cermat dalam riset yang dilakukan. Karena itu, terapi nebulizer tidak semata-mata menggunakan alkohol dari Arak Bali secara murni.

“Hal inilah yang kembali kami riset dan modifikasi bersama bahan lainnya agar bisa menjadi obat terutama untuk pengobatan virus corona,” jelas Agus Gelgel.

“Terapy uap arak ini untuk pengobatan infeksi saluran pernapasan,” tambahnya. (Way)

KORANJURI.com di Google News