KORANJURI.COM – Polri membantah status di facebook yang menyatakan tim gabungan TNI/Polri, melakukan pengeboman di Ibukota Keneyam, Papua. Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Papua, AKBP Suryadi Diaz menjelaskan, saat ini situasi di Kabupaten Nduga dalam keadaan aman dan kondusif.
“Terkait postingan di facebook yang menyatakan TNI/Polri melakukan pengeboman berturut-turut di ibukota Keneyam itu hoaks. Foto yang diposting oleh akun Wene Jokolan Papua dan ditautkan ke akun Jackson Uble King, merupakan kebakaran hutan di Kalimantan tahun 2016 lalu,” jelas Suryadi Diaz melalui rilis yang diterima Koranjuri.com, Kamis, 12 Juli 2018.
Pasca serangkaian penembakan yang terjadi di Papua dalam sebulan terakhir, polisi melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang ada di Kabupaten Nduga, Papua. Pada peristiwa penembakan itu, 3 warga sipil tewas yakni, Henrik Sattu alias Kola (35) seorang pedagang, Margaretha Pali yang merupakan Istri Henrik Satru alias kolla (20) dan Zaenal Abidin (28), seorang pedagang.
Serangan di Papua terhadap aparat secara intensif terjadi sejak 22 Juni 2018 lalu. Saat itu, penembakan terjadi terhadap pesawat Dimonim Air asal Timika dengan pilot Capt. Kasta Gunawa dan Co-Pilot Irena Nur Fadila yang membawa 17 personil BKO Brimob Pam Pilkada Gubernur Papua.
Akibat kejadian itu, pergelangan kaki kanan Co pilot terkena serpihan peluru dan pada bagian depan pesawat terkena tembakan. Kemudian, pada Senin (25 Juni 2018) pukul 09.50 Wit, penembakan kembali terjadi di Bandara Keneyam yang dilakukan KKB terhadap pesawat Twin Otter Trigana Air PK-YRU rute Wamena-Keneyam. Pesawat tersebut, jelas Suryadi Diaz, mengangkut 15 orang anggota Brimob BKO Kabupaten Nduga untuk melakukan pengamanan Pilkada di Kabupaten Nduga.
“Peristiwa penembakan di Bandara Keneyam mengakibatkan tiga warga sipil meninggal dan satu orang anak mengalami luka berat,” jelas Suryadi Diaz.
Jumat, 06 Juli 2018, saat personil Brimob melaksanakan pengamanan di Bandara Keneyam, terjadi penembakan terhadap personil Brimob. Akibat kejadian itu, anggota Resimen 1 Pelopor Brimob Bharada Rafindo Refli Sagala, mengalami luka tembak dan saat ini dirujuk ke Rumah Sakit Polri, Keramat Jati Jakarta.
Kemudian, 11 Juli 2018 sekira pukul 11.17 Wit, Helicopter Polri yang akan mengirimkan bahan makanan di beberapa titik keberadaan personil juga ditembaki. Tidak lama kemudian, jelas Suryadi, di sekitar TKP penembakan Helikopter terjadi kontak tembak antara personil BKO Brimob dengan KKB.
“Dikarenakan situasi tidak memungkinkan Helicopter Polri kembali ke Pos Pol Nduga,” ujar Suryadi Diaz.
Dijelaskan lagi, sekitar pukul 16.00 Wit, Helikopter kembali mengirimkan bahan makanan di beberapa titik keberadaan personil Brimob dan terjadi penembakan kembali terhadap Helikopter. Sehingga terjadi kontak tembak antara personil Brimob dengan KKB. (Bob)