KORANJURI.COM – Operasi Lilin yang digelar Polda Bali memfokuskan pengamanan pada obyek vital dan destinasi wisata di Pulau Dewata.
Dalam pemetaan yang dilakukan, ada 335 gereja yang akan menggelar ibadah natal dan 48 rumah ibadah. Selain itu, untuk transportasi publik terdapat 11 terminal, 5 pelabuhan dan 1 bandara.
Fasilitas umum ada 38 pasar beserta tempat hiburan, 130 obyek wisata dan 44 titik lokasi kepadatan saat malam pergantian tahun.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan mengatakan, Operasi Lilin digelar selama 13 hari mulai 21 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.
“Tujuan operasi ini adalah terjaminnya rasa aman masyarakat sebelum, pada saat dan sesudah Nataru,” kata Jansen, Sabtu, 21 Desember 2024.
Secara rutin, Operasi Lilin digelar setiap tahun. Namun, kata Jansen, situasi keamanan akan selalu berubah yang selalu membutuhkan perhatian khusus.
“Jadi sebelum dilaksanakan Operasi Lilin, Polda Bali sudah melakukan pemetaan untuk mengetahui potensi kerawanan, hasil dari pemetaan dijadikan target operasi,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj. Gubernur Bali SM. Mahendra Jaya menyoroti tentang kemacetan parah di Bali yang terjadi pada libur panjang Nataru 2023 lalu. Kemacetan yang terjadi pada momen libur Nataru 2023 lalu terjadi di ruas jalan menuju dan keluar dari Bandara Ngurah Rai.
Dia berharap, dengan koordinasi yang dilakukan tahun ini, peristiwa yang sama tidak terulang lagi.
“Dengan koordinasi ini kita harus bisa berbuat lebih baik, sehingga peristiwa pada tanggal 29 Desember 2023 tidak terulang lagi, (koordinasi) ini luar biasa, bagus sekali,” kata Mahendra Jaya.
“(Kemacetan) Tidak akan terjadi lagi, kita lebih siap,” tambah Pj. Gubernur Bali. (Way)