KORANJURI.COM – Saling adu argumentasi dan visi misi kedua pasang kandidat Gubernur Bali cukup tajam terlihat pada debat putaran kedua yang berlangsung di Rama Sita Room, Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Sabtu, 26 Mei 2018.
Tiga pertanyaan tajam dilontarkan oleh Cawagub nomer urut 1, Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Ace). Pertanyaan itu terkait Rumah Sakit Indera yang belum ada ijin bangunannya, penolakan pembangunan SLB di Kesiman dan infrastruktur jalan di Denpasar yang rusak.
Pertanyaan itu ditujukan kepada kandidat gubernur nomer urut 2 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.
Soal ijin bangunan RS Indera, Rai Mantra menjawab, proses tersebut sudah dilakukan melalui DPRD.
“Waktu itu ada perubahan peruntukan dari semula lokasi itu seharusnya untuk perkantoran pemerintah, kemudian dibangun rumah sakit. Proses itu sudah ada di DPRD,” jawab Rai Mantra singkat.
Kemudian, terkait dengan pertanyaan krusial yang disebut Cok Ace sebagai ‘penolakan’ terhadap pembangunan SLB di Kesiman, Rai Mantra menjawab jika pada waktu itu ada penyesuaian.
Hal itu disebabkan oleh permintaan masyarakat di lokasi SLB yang akan dibangun, diminta masyarakat untuk perluasan taman dan pura. Sedangkan, kata Cok Ace, kebutuhan penyandang disabilitas juga wajib dipenuhi dengan berdirinya Sekolah Luar Biasa.
“SLB di Kesiman bukan penolakan, tapi penyesuaian karena masyarakat minta lahan sebagai perluasan taman dan pura,” jawab Rai Mantra.
Konsep yang diusung Cagub-cawagub Bali nomer urut 1 Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace), Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menjadi bagian penting untuk membangun Bali karena dilakukan secara menyeluruh secara skala dan niskala.
Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menjadi ‘benteng pertahanan’ untuk tetap menjadikan Bali yang ajeg dan bertaksu (memiliki roh). (Way)