KORANJURI.COM – Korban kecelakaan yang menimpa wisatawan di Nusa Penida dan Nusa Lembongan seringkali sulit untuk dievakuasi. Jarak yang cukup jauh, dengan akses hanya mengandalkan penyeberangan, membuat respons SAR seringkali terkendala.
“Setelah kami evaluasi di Nusa Penida dan Nusa Lembongan sering kejadian (kecelakaan) dan tidak dapat dievakuasi. Karena jarak tempuh dari Benoa ke Nusa Penida cukup jauh,” kata Kepala Kantor SAR Denpasar Hari Adi Purnomo di Kantor Gubernur Bali, Kamis, 16 Mei 2019.
Pihaknya berencana membangun Pos SAR di Nusa Penida. Pihaknya menyampaikan hal itu saat audiensi bersama Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati pada Kamis, 16 Mei 2019. Pemprov Bali diharapkan memfasilitasi penyediaan lahan untuk pembangunan Pos SAR tersebut.
“Persyaratan dari pusat ini bisa dinaikkan status menjadi Pos dengan syarat paling tidak ada dukungan dari Pemda berupa lahan,” jelasnya.
Di Bali, saat ini hanya ada tiga Pos SAR yakni, di Kabupaten Jembrana, Buleleng dan Karangasem.
Sementara, Wakil Gubernur Bali Cok Ace mengatakan, masih banyak obyek wisata yang belum siap dari segi rambu dan pengamanan. Sehingga, pihaknya akan mempertemukan para pengelola objek wisata untuk menata kembali prosedur keamanan obyek wisata.
“Kita akan ajak SAR dan BPBD Provinsi Bali untuk melakukan prosedur ini, sehingga wisatawan merasa aman dan nyaman,” kata Cok Ace.
Sedangkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin mengaku, sudah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Bali terkait lahan provinsi Bali yang ada di Nusa Penida.
“Kebetulan BMKG juga berencana memasang seismograf disana. Di Nusa Penida cukup luas yang bisa dimanfaatkan sebagai pinjam pakai, sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Rentin. (*)