KORANJURI.COM – Ikatan Alumni UNY, bekerja sama dengan PGRI Kabupaten Purworejo, menyelenggarakan Seminar Pendidikan bertema ‘Meningkatkan Kualitas Hidup Bangsa Indonesia Dengan Pendidikan Karakter’.
Seminar berlangsung di Gedung Wanita, Sabtu (29/7), diikuti 425 peserta, terdiri para perwakilan guru, dari tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA, serta umum. Seminar dibuka secara resmi oleh Kepala Dikpora Kabupaten Purworejo, Dr. Ahmad Kasinu, MPd, dengan menghadirkan pembicara, Rektor UNY, Prof Dr Sutrisna Wibawa, MPd dan Ketua Pengurus Provinsi PGRI Jateng, H. Widadi, SH.
Ahmad Kasinu menyambut baik dengan diselenggarakannya seminar tersebut. Karena, guru akan menjadi teladan di sekolah, dan tolak ukur pendidikan. Kalau guru profesional, pintar, pasti bisa memberikan suatu pembelajaran untuk pendidikan terhadap anak-anak secara bagus.
“Tidak ada anggapan guru killer seperti dulu. Seminar diadakan dalam pengembangan itu. Guru bisa menambah wawasan, apa yang bisa dilakukan untuk pelayanan terhadap anak didik. Bukan hanya berdasar pengalaman masa lalu, tapi juga perkembangan tekhnologi, hasil penelitian terkini, yang disampaikan oleh ahlinya,” kata Ahmad Kasinu.
Sutrisna Wibawa, dalam paparannya menjelaskan tentang pendidikan karakter. Bahwa pendidikan karakter, adalah pendidikan nilai, budi pekerti, moral, dan pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Ada 18 nilai pembentuk karakter, jelas Sutrisna, yakni religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab.
“Kemajuan suatu bangsa bergantung pada kualitas SDM-nya. Kualitas SDM dihasilkan oleh pendidikan yang berkwalitas. Untuk menghasilkan pendidikan berkwalitas, guru menjadi faktor kunci keberhasilan,” tandas Sutrisna.
Sementara itu, Widadi, dalam paparannya menyampaikan, bahwa dalam pendidikan karakter anak, ada yang namanya pendidikan karakter masa kritis, yang terbagi menjadi tiga tahun pertama, tiga tahun kedua, dan tiga tahun ketiga.
Widadi juga memperkenalkan istilah tangki cinta (emosi positif), yakni, kebutuhan dasar anak mendapatkan rasa aman melalui cinta, penerimaan penghargaan. Tangki cinta ini harus diisi jangan sampai kosong, karena anak bisa berulah. Bila tangki cinta ini penuh, maka anak akan berperilaku baik dan mudah belajar.
“Ada 5 cara mengisi tangki cinta, yakni, waktu yang berkualitas, kata-kata positif memuji dengan tulus dan spesifik, sentuhan fisik, pelayanan membantu anak dalam melakukan sesuatu, serta hadiah sederhana, tepat dan tulus,” ujar Widadi.
Dalam kesempatan tersebut, ketua panitia seminar, Dra. Budi Astuti Sumaryati, MPd, didampingi Damana, MPd, sekretaris PGRI Kabupaten Purworejo menjelaskan, bahwa tujuan dari seminar, untuk mengembangkan pendidikan di Kabupaten Purworejo, melalui pendidikan karakter.
“Dengan pendidikan karakter, akan memperkokoh bangsa Indonesia. Hal itu sesuai dengan tema Nawa Cita Pak Jokowi, dimana salah satunya, membangun pendidikan karakter,” jelas Budi.
Budi berharap, para guru yang ikut seminar lebih memahami tentang mengembangkan pendidikan karakter, yang tidak hanya dilakukan melalui pelajaran, tapi juga diluar pelajaran. (Jon)