KORANJURI.COM – Sebagai provinsi dengan jumlah Investor Single Investor Identification (SID) terbanyak ke-8 di Indonesia, Bali menjadi salah satu area potensial untuk menggunakan pelayanan PME di Indonesia. Saat ini tercatat, Bali memiliki jumlah pelaku pasar modal sebanyak 20.430 investor.
Sekretarias Perusahaan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Reynant Hadi menjelaskan, Penggunaan jasa layanan Pinjam Meminjam Efek sebagai salah satu cara dalam menghindari kegagalan.
“Dengan meminjam di KPEI transaksi ya lebih murah daripada pinjam di pasar tunai,” jelas Reynant Hadi di Denpasar, Kamis, 26 September 2019.
Menurut Reynant, Pinjam Meminjam Efek keuntungannya lebih efisien. Selain itu, dengan PME setiap transaksi bursa memberikan jaminan kepada pembeli dalam mendapatkan saham.
Keuntungan lainnya, KPEI juga melakukan manajemen resiko dengan pemberian limit kredit. “Transaksi yang dilakukan tidak kena double taxation atau pajak ganda. Termasuk, manajemen agunan yang merupakan jaminan dan dikelola dari segi trending limit dengan konsentrasinya diatur,” tambah Reynant.
Layanan PME sendiri adalah kegiatan pinjam meminjam suatu efek, antara pemilik efek sebagai pemberi pinjaman atau lender dengan pihak yang membutuhkan efek sebagai penerima pinjaman borrower. KPEI, kata Reynant, berperan sebagai fasilitator dalam transaksi pinjam meminjam tersebut.
Kepala Unit Pengembangan Layanan Infrastruktur Investasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Amrizal Arief mengatakan, Bali berada di urutan ke-8 dengan Investor terbanyak di Indonesia, dan Kota Denpasar memiliki 10.007 investor.
Adapun jumlah investor di Pasar Modal Indonesia hingga akhir Agustus 2019, telah mencapai sekitar 2.123.283 investor, yang mencakup investor pemilik Efek, Reksa Dana dan Surat Berharga yang diterbitkan Bank Indonesia.
Amrizal mengatakan, dalam sosialisasi Fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes) di Kota Denpasar, pihaknya ingin memfokuskan Fasilitas AKSes Next Generation (AKSes Next-G). Pengembangan itu meliputi proses log-in yang mudah, cukup dengan menggunakan alamat email.
“Pengguna AKSes Next-G pun tidak terbatas pada investor saja tetapi juga masyarakat secara umum,” jelas Amrizal
Kegiatan tersebut, kata Amrizal, bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas AKSes yang merupakan fasilitas perlindungan terhadap investor Pasar Modal Indonesia.
“AKSes Next-G juga memberikan informasi terbaru tentang pengembangan infrastruktur dan pencapaian KSEI,” ujarnya.
Sepanjang tahun 2018, KSEI telah merampungkan beberapa pengembangan seperti implementasi C-BEST Next-G atau sistem untuk aktivitas penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek di pasar modal.
Sistem itu, kata Amrizal, dikembangkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah investor di pasar modal. Kapasitas sistem KSEI generasi terbaru tersebut meningkat 6 kali lipat dan mampu menangani hingga 3 juta investor. (Way)