KORANJURI.COM – Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto mengisahkan perjalanannya ketika mengunjungi Alor, Nusa Tenggara Timur. Dihadapan wartawan, Benny Susianto mengatakan, sekalipun berada di Bali, namun dirinya justru lebih banyak bertugas di wilayah perbatasan.
“Nanti sekali-kali kita ajak media ke Nusa Penida sambil menyelam. Karena saya sendiri belum pernah kesana, biar ada temannya,” ujar Benny Susianto saat bertemu insan media di Ruang Sthanayudha Makodam IX/Udayana beberapa waktu lalu.
Disitu, Benny Susianto mengisahkan pengalamannya ketika berada di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Sebagai wilayah perbatasan RI-Timor Leste, Alor memiliki keunikan tersendiri. Kesan yang ditangkap Pangdam Udayana adalah toleransi tinggi warga Alor terhadap pemeluk keyakinan agama yang berbeda.
Ketika ada hajatan di keluarga Nasrani, seorang muslim biasanya akan datang membantu. Terkait dengan menu makanan pun, Pangdam terkesan dengan perhatian pemeluk Nasrani di Alor yang sangat menjaga peralatan makan dalam sebuah hajatan.
“Jadi ini saya rasakan ketika berada di Alor. Masyarakatnya betul-betul saling menghormati pemeluk keyakinan yang berbeda. Disana toleransi terbina sangat tinggi,” jelasnya.
Disamping itu, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto juga bercerita tentang potensi alam di Alor. Sebagai wilayah teritorial Kodam IX/Udayana di ujung timur Indonesia, Alor punya potensi tanaman endemik berupa tanaman Kelor.
“Selama ini kita tahu daerah NTT itu kering, tapi ternyata disana (Alor) banyak sungai dengan air jernih dan Kelor jadi tanaman endemik disana,” jelasnya.
Kekayaan alam, tradisi budaya dan toleransi beragama yang telah mengakar itu, dipandang Pangdam IX/Udayana sebagai Laboratorium Kebhinekaan di Indonesia. (Way)