Pagelaran Wayang Kulit Lakon Kresno Gugah, Meriahkan Merti Desa Kledung Kradenan di Purworejo

oleh
Penyerahan simbolis tokoh wayang dari Sunarko, Lurah Kledung Kradenan kepada dalang Ki Sunarpo Guno Prayitno - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Setiap tahun sekali, tepatnya di bulan Rajab dalam penanggalan Jawa, masyarakat Kelurahan Kledung Kradenan, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo selalu menggelar kegiatan Merti Desa dengan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk.

Untuk tahun ini, Pagelaran Wayang Kulit berlangsung Sabtu (18/01/2025) malam di lapangan setempat. Dengan dalang Ki Sunarpo Guno Prayitno dari Grabag, wayang kulit mengambil lakon Kresno Gugah.

Secara simbolis, pagelaran wayang kulit dimulai dengan penyerahan salah satu tokoh wayang dari Lurah Kledung Kradenan, Sunarko, kepada dalang Ki Sunarpo.

Meski sempat diguyur hujan, tak menyurutkan warga setempat dan para penggemar wayang untuk menyaksikan pagelaran wayang yang juga disiarkan secara live streaming YouTube ini.

Acara ini juga dihadiri Camat Banyuurip Galuh Bakti Pertiwi, anggota DPRD Kabupaten Purworejo Alipman Safii, Danramil dan Kapolsek Banyuurip, tokoh masyarakat setempat serta sejumlah tamu undangan lainnya.

Bomantoko, selaku Ketua Panitia
Merti Desa Kelurahan Kledung Kradenan menjelaskan, bahwa Merti Desa merupakan warisan budaya dari para leluhur.

“Sudah tradisi sejak dulu, kita tinggal meneruskan tradisi yang adiluhung ini,” jelas Boman di sela kegiatan.

Merti Desa dengan Pagelaran Wayang Kulit ini, menurut Boman, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, bahwa penduduk Kledung Kradenan sudah banyak diberi kenikmatan, kesehatan jasmani dan rohani serta barokah sesuai kehidupannya masing-masing.

Yang petani sawahnya hasilnya meningkat, yang pegawai negeri pangkatnya cepat naik, yang pedagang atau pengusaha usahanya laris, dan sebagainya.

“Ini juga sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur desa, seperti Mbah Megantoro, Mbah Kendil Wesi maupun Mbah Bawuk. Mereka ini cikal bakal Kledung Kradenan,” ungkap Boman.

Dia berharap, kedepannya tradisi turun temurun ini tetap dilestarikan. Dengan pementasan wayang kulit, selain sudah merupakan tradisi, juga untuk mengenalkan kepada generasi muda untuk mencinta budaya sendiri.

“Jangan sampai diklaim luar negeri. Kita punya prinsip Jowo digowo, arab digarap, barat diruwat,” pungkas Boman.

Lakon Kresno Gugah menceritakan tentang persaingan antara Kurawa dan Pandawa untuk merebutkan Ratu Dwarawati sebagai penasihat menjelang Perang Bharatayuda.

Kresno yang sedang tidur (bertapa) harus dibangunkan terlebih dahulu. Namun, tidak sembarang orang bisa membangunkannya. Arjuna dari pihak Pandawa dan Baladewa dari pihak Kurawa sudah mencoba, tetapi gagal.

Semar, abdi Kresno, memberitahu Arjuna bahwa Kresno sedang bersemadi dan hanya bisa dibangunkan jika seseorang masuk ke dalam jiwanya.

Arjuna berhasil membangunkan Kresno dan membawanya kembali ke dunia nyata untuk membantu Pandawa. (Jon)

KORANJURI.com di Google News