Orisinalitas Karya 2 Pelukis Muda dalam Memories Dreams and Reflections

    


Pembukaan pameran lukisan Memories Dreams and Reflections di Galeri Zen1 Kesiman, Second Floor Coffee, Kertalangu, Denpasar - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Direktur Galeri Zen1 Nicolaus F Kuswanto berpendapat, dua seniman asal Bali yang memamerkan karyanya dalam ‘Memories Dreams and Reflections’, terpengaruh urban yang berbeda. Satu tinggal di Bali, sedangkan satu lagi di Yogyakarta.

“Mereka tumbuh dengan ciri khas masing-masing, dan sangat menarik,” ungkapnya.

Nico mengisahkan, ia bertemu Dabi di pameran seni Artjog, Yogyakarta. Diakui, karya Dabi sangat original dengan sentuhan Bali yang sangat kuat.

Bahkan, di ruangan Galeri Zen1 Kesiman, Second Floor Coffee, juga terpajang sejumlah karya Dabi Arnasa salah satunya, lukisan berjudul ‘Don’t Go Superman’.

“Aku langsung tertarik, karena karyanya menceritakan tentang mimpi dan mampu diimajinasikan dengan gaya lukisan yang khas,” kata Nico.

Sedangkan Surya Subratha sendiri, kata Nico, karya seni instalasinya sarat dengan pesan-pesan spiritual.

Karya berjudul ‘The Prayer’ seolah jadi refleksi tentang hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia (Tri Hita Karana).

“Buat aku, mereka berdua mempunyai orisinalitas. Itu kesan pertama yang ada dalam penglihatanku,” kata Nico.

Sementara, kurator lukisan Dwi S Wibowo menuturkan, Surya dalam pameran ini mengeksplorasi benda-benda dipadu dengan goresan cat acrylic.

“Walaupun ada lukisan, Surya mengekpresikan bentuk tidak persegi lagi, tapi mengadaptasi bentuk-bentuk lain. Dalam karya instalasinya, mengkombinasikan terracotta dengan bentuk lain,” kata Dwi.

Sedangkan Dabi, kata Dwi, karyanya layaknya tiga dimensi yang memisahkan pengalaman mimpi sehari-hari dengan apa yang ada di dalam lukisannya.

“Apapun yang ada dalam lukisan Dabi ini, itu adalah mimpi. Dia menciptakan batasan itu,” terang Dwi. (Way)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS