KORANJURI.COM – Komposer Erwin Gutawa mengangkat kehidupan musisi Chrisye dalam penutupan Indonesia Bertutur (Intur) 2024 di Bali, Sabtu (17/8/2024). Konser yang diangkat sedikit berbeda dibandingkan dengan yang pernah ada.
Erwin mengatakan, dirinya menggali sejumlah arsip potongan video dari kehidupan sang maestro musik pop tanah air itu. Kemudian dipadukan dengan lagu yang disajikan secara live di panggung Intur 2024 sepanjang durasi 60 menit.
“Dia (Chrisye) juga tokoh inspiratif dari kebudayaan populer tanah air terutama di bidang musikal. Chrisye seorang legenda musik Indonesia yang banyak mencetak lagu hits dan membuat orang Indonesia jatuh hati,” kata Erwin di Bali.
Konser bertajuk Chrisye Live, kata Erwin, bukan semata-mata menyajikan parade lagu. Namun, mengangkat kehidupan asli H. Chrismansyah Rahadi atau Chrisye dalam momen visual. Dari arsip video yang ditampilkan, Erwin mengungkap ada momen ketika Chrisye menyanyikan lagu berbahasa Bali.
Musikus dan pencipta lagu Chrisye memulai debut rekaman di tahun 1975-2005. Karya musik yang yang ditampilkan dalam Intur 2024 dirangkai mulai tahun 1994 hingga sebelum akhir hayat sang maestro musik pop itu.
“Chrisye adalah cerita epik seorang seniman dengan karir panjang dan berkesan. Dia bisa membangkitkan semangat meskipun sosoknya sudah tidak ada,” jelas Erwin Gutawa.
Indonesia Bertutur yang menjadi event dua tahunan digelar di Bali pada 2024. Ada 900 seniman dan 120 karya budaya yang ditampilkan dari musik hingga seni instalasi. Karya-karya tersebut bertutur tentang Subak sebagai kearifan lokal pemuliaan air di Bali.
Direktur Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengatakan, Intur menjadi jembatan antara kebudayaan lampau dan masa kini. Setiap karya yang ditampilkan terpilih dan mengandung pesan.
“Selalu ada pesan, bukan hanya sekedar parade pertunjukan. Terkadang kita juga belum pernah lihat seperti arsip Chrisye saat menciptakan lagu,” kata Ahmad Mahendra.
Penggalian arsip-arsip visual dalam konser Chrisye Live, kata Ahmad Mahendra, penting dilakukan untuk mengetahui masa lalu yang bisa diceritakan kembali di masa depan.
Indonesia Bertutur menjadi wadah regenerasi pelaku kebudayaan dari pelaku sebelumnya kepada pemegang estafet masa depan, generasi muda.
“Saat ini Kementerian kami tengah menjembatani regenerasi, anak muda harus jadi subyek atau minimal apresiator. Sehingga Intur disajikan sedemikian spektakuler,” jelas Ahmad Mahendra. (Way)