KORANJURI.COM – Penanganan konflik dengan mengedepankan kearifan lokal, dinilai dosen Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr Hadi Suyono MSi, lebih efektif dan mengena.
“Ketika konflik telah pecah penanganan yang dilakukan masih mengacu pada standarisasi. Sehingga kadang melupakan ada metode lain yang mungkin bisa diterapkan, seperti penanganan dengan mengedankan kearifan lokal” kata Dr Hadi Suyono MSi dalam bedah buku yang diadakan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY di komplek UAD Ringroad Selatan.
Menurut Hadi, konflik pada dasarnya bisa dicegah atau disiasati sebelum membara ditengah-tengah masyarakat. Gejolak yang timbul akibat ada kepentingan kelompok tertentu dapat dicegah dengan Early Warning System (EWS) konflik.
Dosen yang melakukam penelitian di daerah konflik, salah satunya di Kulonprogo ini menambahkan, EWS konflik mampu melakukan deteksi dini, metode indikator hingga pemecahan masalah atau solusi.
Dalam bedah buku yang bertema merawat perdamaian metode sistem peringatan dini konflik ini, Hadi Suyono menyayangkan pola penanganan konflik di Indonesia masih sebatas menelusuri proses, mencari faktor penyebab dan resolusi konflik.
Sementara itu perwakilan dari BPAD DIY mengatakan, seiring meningkatnya minat baca masyarakat acara bedah buku di tahun 2018 akan ditingkatkan. Selain di lingkungan perguruan tinggi nantinya bedah buku akan dilakukan taman baca masyarakat. (Anjar)