KORANJURI.COM – Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault menegaskan Pramuka tak mau lagi di bawah Kemenpora.
“Kami sudah melapor dengan berkirim surat ke Presiden Jokowi selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka. Kami ingin berada di bawah Kemendikbud,” tutur Adhyaksa.
Adhyaksa mengatakan, pembina di tubuh pramuka kebanyakan seorang guru dari dinas pendidikan.
Secara terbuka, mantan Menpora di era Presiden SBY ini menegaskan, jika dirinya merasa dibenci Menpora. Namun pihaknya berharap tidak sampai menyangkut organisasi pramuka.
“Pramuka tidak boleh dikorbankan,” ujarnya.
Dia juga merasa keberatan anggaran APBN langsung diberikan ke Kwarda Pramuka, bukan ke Kwarnas.
“Kwarda itu mempunyai pembina yaitu gubernur selaku Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka,” jelas Adhyaksa.
“Tahun lalu kita buat Raimuna Nasional dihadiri 15 ribu adik pramuka dan dijanjikan Rp 13 milyar,” jelasnya.
Namun, sampai hari ini, kata Adyaksa, tak ada sepeser pun anggaran yang dikucurkan ke Kwarnas.
“Anehnya bantuan malah diberikan langsung ke Kwarda. Waktu kami buat surat ingin audiensi dengannya malah didisposisi diterima oleh deputinya,” cerita Adhyaksa.
Padahal, kata Adhyaksa, saat dirinya menjadi Menpora, anggaran untuk Kwarnas Pramuka mencapai Rp 45 milyar per tahun.
“Tradisi itu dilanjutkan oleh Andi Malarangeng juga Roy Suryo. Tapi kok periode ini tidak ada?” ujar Adhyaksa. (*)