Meningkatkan Peluang Pasar Kerajinan Pande Besi dengan Bimtek

oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali mengadakan Bimtek Diversifikasi Produk Pande Besi di Banjar Sidan Kelod, Desa Sidan, Gianyar, Rabu (16/6/2021) - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Sentra kerajinan pande besi di Bali telah memberikan sumbangan bagi pelestarian identitas budaya bangsa. Produk kerajinan para pande besi menjadi warisan turun-temurun dari zaman Bali kuno dan tetap eksis hingga sampai sekarang.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali I Wayan Jarta mengungkapkan, kerajinan tangan itu tetap harus mengikuti standar mutu produk agar diterima di pasaran.

“Standar mutu bukanlah sekedar nilai tambah, tapi juga suatu prasyarat bagi sebuah produk untuk dapat masuk dan diterima pasar,” kata Jarta membuka Bimtek Diversifikasi Produk Pande Besi di Banjar Sidan Kelod, Desa Sidan, Gianyar, Rabu (16/6/2021).

Bimtek yang diselenggarakan pada 14-18 Juni 2021 diikuti 30 peserta. Jarta berharap pelatihan yang mengundang instruktur berpengalaman itu bisa memberikan materi dan cara-cara untuk pembuatan desain yang inovatif.

Hingga pada akhirnya, bermuara pada peningkatan kualitas produk kerajinan pande besi.

Jarta menambahkan, semakin tinggi kesadaran konsumen akan pilihan produk, semakin penting pula kualitas yang ada xDi produk tersebut.

“Kita berharap pengrajin dapat membuat produk kerajinan yang baik, sesuai selera pasar. Sehingga, produknya mampu bersaing dan meningkatkan pendapatan para pengrajin,” jelasnya.

Sebagai pengrajin seni menempa logam, setiap pande besi di Desa Sidan memiliki kekhasan masing-masing. Sehingga, setiap kemampuan pande besi memiliki spesialisasi yang berbeda.

Pande Putu Sunarta yang dikenal sebagai pembuat keris dari Desa Sidan mengungkapkan, pekerjaannya membuat keris terlihat sulit bagi orang lain, tapi bagi dirinya, itu sebuah keniscayaan yang menghidupi ia dan keluarganya selama ini.

“Karena itu pula produk pande besi Sidan tidak bisa seketika dibuat secara massal karena masing-masing dibuat secara handmade, dari nol,” jelas Sunarta.

Pengrajin lain, Pande Putu Sadia mengatakan, pekerjaan yang dilakukan selama ini merupakan profesi turun temurun yang digeluti oleh keluarganya. Ia memiliki spesifikasi sebagai pande membuat pisau, blakas (pisau besar), mutik (pisau kecil khas Bali) hingga peralatan pertanian seperti cangkul dan arit. (Way)

KORANJURI.com di Google News