Mencekam, TNI Lindungi Pekerja Proyek Hindari Serangan KKSB

oleh
Foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Pembantaian terhadap 31 pekerja jalan Trans Papua di distrik di Nduga, Papua menyisakan cerita pilu sekaligus heroik dari para prajurit yang bertugas disana. Seorang prajurit tewas yakni, Serda Handoko yang tertembak di bagian wajah. Sementara satu tembakan lainnya mengenai Pratu Sugeng Suyono di bagian tangan.

Jenasah Serda Handoko sempat ditinggal di hutan demi menyelamatkan warga sipil pendatang yang bekerja membuat jembatan untuk jalan Trans Papua. Sementara, Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) bersama ratusan warga lokal yang menjadi simpatisan, mengejar TNI dan warga pendatang.

Untuk menghindari desingan peluru dan lontaran anak panah KKSB, pasukan dan warga sipil pendatang harus menembus gelapnya hutan Papua selama 2 hari 3 malam. Sampai akhirnya, mereka bertemu dengan Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi yang dipimpin oleh AKP Zacharia Asgar di Wamena.

Seorang prajurit di Pos Mbua mengatakan, serangan terjadi pada 1 Desember 2018.

“Waktu itu tanggal 1 Desember 2018, jam menunjukkan pukul 18.30 wit ketika KKSB dan warga simpatisan mulai menyerang pos TNI. Mereka menyerang dengan menembaki dan memanah ke arah pos kami,” ujar prajurit di Pos Mbua.

Ada dugaan, pembantaian warga sipil pekerja proyek disebabkan karena anggota KKSB marah difoto oleh salah satu karyawan PT Istaka Karya saat upacara. KKSB kemudian berusaha memburu dan membunuh semua warga pendatang yang ada disana.

Puluhan warga pendatang ketakutan dan berlari menyelamatkan diri ke Pos TNI terdekat di Mbua. Pos TNI ini memiliki kekuatan 21 personel TNI dari Yonif 755/Yalet dipimpin oleh Danpos Letda Inf M. Rizal.

Dalam menghadapi pasukan TNI, KKSB menggunakan warga pribumi Papua simpatisan KKSB, sebagai tameng hidup. Kontak senjata pun terjadi di Pos TNI Mbua.

Komandan Pos Mbua, Letda Inf M. Rizal mengatakan, suasana saat itu sudah gelap.

“Pilihannya sangat sulit untuk tetap bertahan di pos atau mundur meninggalkan pos. Tapi TNI dimanapun bertugas tidak boleh melanggar HAM,” jelas Letda Inf M. Rizal.

Dalam situasi kritis, Komandan Pos memutuskan untuk meninggalkan pos sambil tetap melindungi warga pendatang yang akan dibunuh KKSB. Pos terpaksa ditinggalkan agar tidak meresikokan keselamatan warga sipil dari kedua belah pihak. Sekalipun, warga sipil lokal adalah simpatisan KKSB.

“Jika dibalas dengan tembakan ke massa KKSB yang menyerbu Pos, konsekuensinya akan jatuh puluhan bahkan ratusan warga pribumi yang dijadikan tameng oleh KKSB. Ini jelas akan melanggar HAM karena tidak semua warga yang ikut menyerbu pos TNI membawa senjata,” jelas M. Rizal.

Selama pemunduran itu, puluhan KKSB dan ratusan simpatisannya tetap mengejar sambil terus menembak dan memanah anggota TNI dan warga yang dilindungi aparat.

Salah satu dari tembakan mengenai Serda Handoko di bagian wajah. Sementara, satu tembakan lainnya mengenai Pratu Sugeng Suyono di bagian tangan. Keduanya masih sadar saat itu dan dibantu oleh rekan-rekannya untuk tetap bergerak menjauhi kejaran KKSB.

Selama perjalanan, luka Serda Handoko banyak mengeluarkan darah sehingga akhirnya ia gugur kehabisan darah.

Tiba di Wamena, terjadi kontak tembak antara pasukan Satgas Nemangkawi yang merupakan anggota TNI Yonif 755/Yalet
dengan KKSB dan ratusan warga simpatisan yang mengejar.

Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi yang dipimpin oleh AKP Zacharia Asgar, memerintahkan kepada pasukannya untuk membuat perimeter pengamanan. Tidak lama kemudian, terdengar bunyi letusan tembakan sebanyak dua kali dari sisi kanan gunung yang ditembakkan oleh KKSB ke arah rombongan aparat. Namun meleset.

Setelah situasi aman, pasukan melakukan penyisiran untuk mencari jenazah Serda Handoko. Setelah ditemukan, jenazah prajurit TNI itu beserta sisa pasukan TNI dan warga pendatang dievakuasi ke Wamena. Sedangkan Pratu Sugeng Suyono dievakuasi ke rumah sakit di Wamena.

Keputusan mundur dari pos Mbua diambil untuk meminimalisir korban sipil yang berpotensi sebagai pelanggaran HAM. Ini menjadi satu catatan penting dan positif bagi TNI menjelang peringatan Hari HAM sedunia pada 10 Desember nanti. (Bob)

KORANJURI.com di Google News