Makna Tumpek Landep dari Upacara yang Digelar Umat Hindu Bali

oleh
Kodim Bangli menggelar upacara Tumpek Landep pada Sabtu (27/10/2018). Tumpek Landep menjadi upacara pemujaan kepada Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai dewa taksu - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Hari Raya Tumpek Landep adalah sebuah pemujaan kepada Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai dewa taksu. Secara umum, umat Hindu di Bali akan mengupacarai benda-benda yang terkait dengan besi dan benda tajam.

Upacara Tumpek Landep digelar setelah hari Raya Saraswati sebagai perayaan turunnya ilmu pengetahuan. Kemudian agar ilmu pengetahuan itu memiliki tuah dan memberikan ketajaman berpikir, maka diadakanlah upacara Tumpek Landep.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Kodim Bangli yang dipimpin oleh Pinandita Jero Mangku Sudira. Diawali dengan proses persembahyangan pada Sabtu (27/10/2018), lalu dilanjutkan dengan mengupacarai peralatan kantor.

“Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk,” ujar Ketua Umat Hindu Kodim Bangli Kapten Chb Komang Gita.

Komang Gita menambahkan, Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah atau ketajaman hati. Dengan demikian, ujarnya, Umat Hindu selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai-nilai agama.

“Ritual Tumpek Landep sesungguhnya mengingatkan umat untuk selalu menajamkan pikiran dan hati sehingga mampu menekan perilaku butakala (kejahatan) yang ada di dalam diri sendiri,” jelasnya. (*)

KORANJURI.com di Google News