Komoditas Holtikultura Bali Kembali Tembus Pasar Ekspor

    


Pelepasan produk ekspor hortikultura Bali berupa 12 ton bawang merah - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali kembali melakukan ekspor 12 ton bawang merah. Komoditas asli Pulau Dewata ini dibandrol dengan nilai 18.000 US Dollar.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Sidharta Utama memaparkan, data tahun 2019 produksi bawang merah di angka 19.800 ton dan terus meningkat di tahun 2020.

“Kegiatan ini melibatkan 132 perusahaan meliputi perusahaan non UMKM dan UMKM dengan total nilai ekspor 1,12 Miliar US Dollar, kemungkinan masih terus akan bertambah,” jelas Sidharta, Jumat, 4 Desember 2020.

Sidharta menambahkan, produk lokal itu diberangkatkan oleh PT Rimbun Alam Dewata. Ia berharap, ekspor produk lokal Bali semakin meningkat untuk mengangkat kembali perekonomian Bali yang selama ini mengandalkan pariwisata.

“Di masa pandemi Covid -19, tentunya industri pariwisata Bali sangat terpukul karena berkurangnya aktivitas pariwisata. Disinilah peran ekspor tersebut jadi sangat penting,” ujarnya.

Kadisperindag Provinsi Bali I Wayan Jarta mengatakan, potensi produk holtikultura seperti bawang merah cukup besar dan punya potensi meningkat. Ia berharap, para petani lebih bergairah membudidayakan bawang merah, dengan tujuan pasar ekspor.

Selain bawang merah, dalam periode berdekatan, ada beberapa komoditi yang diekspor yakni, cengkeh sebanyak 14 ton ke Amsterdam (Belanda), manggis sebanyak 5 ton ke China, kopi 500 kg ke Dubai (UEA), arak Bali sebanyak 5 Box ke California (USA).

“Disamping itu, saya kira masih banyak potensi lokal kita, baik pertanian, kerajinan hingga perikanan yang juga bisa diupayakan untuk meningkatkan ekspor,” ujar Jatra.

Sementara, pimpinan PT Rimbun Alam Dewata Karel Ruing mengaku, kesempatan ekspor produk komoditas pertanian merupakan kesempatan untuk menunjukkan potensi lain dari Bali selain pariwisata.

“Ada bidang-bidang lain yang bisa dikedepankan selain pariwisata. Kami merasa bersyukur bisa ambil bagian dalam kegiatan ini,” terang Karel.

Ia menjelaskan, produk ekspor harus memenuhi sejumlah kriteria terkait kualitas dan keamanan produk agar dapat diterima.

“Pemerintah membantu kita memenuhi kriteria dan persyaratan yang diberikan. Tanpa dukungan fasilitasi dan regulasi, maka kita yang punya produk pun tidak bisa jalan. Jadi ini perlu sinergi pemerintah dengan mitra usaha agar bisa jalan,” jelas Karel.

Kegiatan ditandai dengan penyegelan kontainer dan penekanan sirine oleh jajaran Kementrian Perdagangan, dan Disperindag Provinsi Bali.

Rangkaian pelepasan ekspor produk Indonesia ke pasar global ini, secara serentak dipimpin oleh Presiden Joko Widodo secara virtual dari Istana Negara. (Ros)