Komisi XI: Suku Bunga BI Idealnya 3,25 persen

oleh
Anggota Komisi XI DPR RI Gusti Agung Rai Wirajaya - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Anggota Komisi XI DPR RI Gusti Agung Rai Wirajaya berharap kebijakan penurunan suku bunga tidak hanya 0,25 basis poin. Bank Indonesia sebelumnya memutuskan tingkat bunga acuan Bank Sentral Nasional berada di level 4,5 persen, dari sebelumnya 4,75 persen.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP ini menyatakan, suku bunga ideal di tengah potensi perlambatan ekonomi nasional akibat covid-19 ini sebesar 3,25 persen untuk mencapai titik impas.

“Idealnya menurut saya, 3,25 persen. Angka itu sudah bisa break even poin antara pengusaha dan perbankan,” kata Rai Wirajaya, Jumat, 20 Maret 2020.

Menurut Wirajaya, angka ideal itu bisa dicapai dengan melakukan evaluasi dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Ia menambahkan, evaluasi bisa dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama sejak kebijakan bergulir.

“Saya berharap dalam situasi ini, kalau sampai panjang, ada suatu jalan tengah terhadap kalangan pengusaha dan perbankan. Jadi turunnya bunga bisa berangsur-angsur. Kalau saya memperkirakan kondisi ini sampai Juni,” jelas Rai Wirajaya.

Terkait dengan dengan Peraturan OJK (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 itu, Rai Wirajaya berharap kalangan perbankan segera menyiapkan mekanisme penerapan kebijakan itu. Stimulus relaksasi dan restrukturisasi tersebut untuk menjaga stabilitas perekenomian yang berpotensi terpengaruh akibat dampak penyebaran covid-19.

Menurutnya, debitur juga tidak bisa disamaratakan dengan melihat kelompok pengusaha besar, menengah dan kecil. Seperti dalam POJK, relaksasi kualitas aset ditetapkan bagi kredit dengan nilai maksimal Rp 10 milyar. Sedangkan restrukturisasi aset diatas Rp 10 milyar.

“Pengusaha besar dan medium prioritas. Kalau UMKM jumlahnya sangat banyak dan memakan waktu untuk menghitungnya. Kalau saya melihat pengusaha besar dan medium dulu,” jelasnya.

Soal sanksi bagi perbankan yang mangkir dari kebijakan?

“Sebaiknya jangan ada sanksi dulu, karena dalam situasi seperti ini harus saling bahu membahu. Harus ada empati dulu,” jawab Rai Wirajaya.

Yang terpenting dilakukan saat ini, kata Wirajaya, kalangan perbankan, pengusaha dan industri harus ikut menjaga stabilitas ekonomi dan sumber daya manusia yang dimiliki.

“Sehemat mungkin dalam menjalankan aktifitas industri, bisa mengurangi pemakaian listrik atau meninjau ulang kembali kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak urgen,” ujarnya demikian. (Way)

KORANJURI.com di Google News