KORANJURI.COM – Mahasiswa Instititut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali terlibat dalam kreatifitas seni pada festival akhir tahun Denpasar Festival (Denfest) ke-12. Mereka yang mengisi acara pembukaan Denfest tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tabuh Bramara Gita dan UKM Tari Pragina.
Garapan tari dan seni tabuh itu berkolaborasi dengan seniman musik Jhigu dari China yang dimainkan oleh penari Malaysia. Gubahan itu berjudul ‘Inaugurasi Denpasar Festival 12: Symphony of Happiness’.
“Kami berterima kasih kepada bapak walikota dan panitia yang telah memberi kepercayaan kepada ITB STIKOM Bali mengisi acara spekatuler setiap akhir tahun ini,” kata Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan.
Symphony of Happiness adalah ungkapan rasa syukur dan cinta kepada semua makhluk untuk menggapai kemuliaan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan.

Karya seni kontemporer itu, dihadirkan melalui kumandang simfoni angklung, rebana, suling, kendang belik, baleganjur, dengan dentum chigu Cina yang dimainkan ala Taiko Jepang. Symphony of Happiness memancarkan spirit multikultur yang berkelindan secara sinkron dan dinamis.
Karya kolaborasi yang ditampilkan tersusun oleh nada-nada metalik gamelan dengan ritme perkusif musik bangsa-bangsa. Kesenian yang digubah oleh komposer Sudirana dan Eka Mardiana itu, mencerminkan karakter kolektif seni dan budaya Denpasar, yang tak ragu berinteraksi dan berkolaborasi dalam menghadirkan tradisi-tradisi baru yang menyenangkan dan mengesankan.
Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti yang merupakan induk ITB STIKOM Bali, Prof. Dr. I Made Bandem, MA menambahkan, UKM Tabuh Bramara Gita dan UKM Tari Pragina selalu mengisi calender of event di Kota Denpasar mauouj Provinsi Bali.
Kedua UKM kesenian ITB-STIKOM Bali itu, pernah tampil pada Pesta Kesenian Bali tahun 2010, 2013, dan tahun 2014. Menurut Bandem, hal itu membuktikan bahwa pendidikan karakter di kampus ITB STIKOM Bali telah berjalan dengan baik.
Para mahasiswa tidak hanya jago dalam bidang IT tetapi mereka juga tidak melupakan jati dirinya sebagai masyarakat Bali yang berbudaya.
“Mungkin kami ITB STIKOM Bali satu-satunya Perguruan Tinggi di Indonesia yang mengolaborasikan antara bidang IT dengan seni dan budaya,” terang Prof. Bandem.
“Mereka tampil luar biasa,” tambahnya berujar.
Sajian kolaborasi itu melibatkan 100 musisi dan penari dari Gamelan Yuganada pimpinan Dr. I Wayan Sudirana, HANDS Percussion Malaysia pimpinan Bernard Goh S.T.M., serta UKM Tabuh Bramara Gita dan UKM Tari Pragina dari Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali, dengan komponis Pande Gde Eka Mardiana, M.Sn.
Selama 12 tahun belakangan ini, Denfest terbukti sebagai wahana aktualisasi diri bagi masyarakat Denpasar untuk mengetengahkan ekspresi, dan kreasi. Denfest menjadi salah satu aktivasi dari Orange Economy yakni, membangun Denpasar sebagai ‘mindfacture’.
“Bukan membangun manufacture, tapi pembangunan Denpasar yang bersandar kepada kekayaan dan keunggulan kreativitas seni dan budaya, dibandingkan mengeksploitasi kekayaan alam dan pembangunan pabrik dan mesin raksasa,” kata Walikota Denpasar, Rai Mantra.
Pemkot Denpasar selaku tokoh dan pihak sentral dalam perumusan dan pelaksanaan Denfest berupaya membangun masyarakat Denpasar yang berfokuskan pada dua hal.
Pertama, pemimpin dan kota yang proaktif menyikapi isu-isu dan tantangan haman, dari kepedulian terhadap isu-isu lingkungan sampai komunitas kota yang inklusif, dari pelibatan generasi muda sampai pembangunan industri kreatif.
Kedua, Kedua, pemimpin dan kota yang mempunyai keberanian menjadi pembuka jalan untuk berinovasi dan menjadi teladan. Dibandingkan menjadi pengikut atau membiarkan pengaruh dan kondisi eksternal mendikte arah-tujuannya. Denpasar terbukti mampu memetakan pembangunan dan menetapkan destinasinya sendiri.
Kedua hal tersebut, menurut Rai Mantra, merubah lanskap fisikal dan psikologis Denpasar. Ketika lanskap fisikal kota menjadi lebih green dan kian inklusif akan meningkatkan akses bagi masyarakat penyandang disabilitas, kota ramah anak dan lansia.
Selain itu, pembangunan akan mendorong perubahan lanskap pemikiran, terutama peningkatan kesadaran akan isu-isu kota moderen, dari revitalisasi ruang tak produktif, pengentasan sampah dan polusi, hingga tranportasi dan pelestarian dan pemajuan objek-objek pemajuan kebudayaan. (*)