KOIN Targetkan 10 Ribu Kandang Domba untuk Program ‘Ngingu Bareng’

    


Konsep kandang penggemukan domba oleh KOIN, dalam program Ngingu Bareng - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Koperasi UMKM Indonesia (KOIN), siap mencetak enterpreuneur baru di Kabupaten Purworejo, melalui program ‘Ngingu Bareng’ yang dalam Bahasa Indonesia berarti memelihara bersama.

Koperasi yang berdiri sejak September 2019 lalu itu, menargetkan bisa menjalin ribuan mitra di tahun 2020 ini, dengan pendirian 10 ribu kandang domba.

“Grand launching program ini sekaligus pengisian domba akan dilaksanakan awal Bulan Agustus 2020 mendatang. Saat ini sudah berdiri 200 kandang,” kata Direktur Kemitraan KOIN, Moh Ali Rif’an, Senin (8/6).

Ali optimis, target dapat terealisasi. Harapan itu tidaklah muluk-muluk, karena kandang-kandang domba berkonsep go green ini dibangun oleh kontraktor-kontraktor handal, salah satunya adalah dari Koperasi Serba Guna Rembang (KSGR).

Menurut Ali, hingga kwartal pertama tahun 2020 ini, sudah ada ribuan pendaftar yang ingin menjadi mitra. Namun baru 3.000 mitra yang lolos seleksi menjadi mitra dengan jumlah kandang 8.000.

“Karena ada wabah Covid-19 ini, MoU untuk menjadi mitra resmi program Ngingu Bareng terpaksa kami pending. Namun jika nanti Pemkab Purworejo telah mencabut status tanggap darurat Covid-19, maka kami siap untuk tancap gas mengejar ketertinggalan,” lanjut Ali.

Lebih jauh Ali menjelaskan, program Program Bareng ini merupakan penggemukan domba untuk pedaging. Pangsa pasarnya pun sudah tersedia yaitu untuk ekspor dan memenuhi kebutuhan lokal.

Dalam satu kandang, ungkap Ali, nantinya akan diisi dengan 30 ekor domba. Dalam tiga bulan sudah bisa ‘dipanen’ dengan target tambah berat domba 15-17 Kg/domba, dengan target hariannya adalah 200 gram/domba.

Ali optimis, target tersebut dapat terpenuhi karena didukung oleh pakan dengan kandungan gizi mumpuni. Pakan domba tersebut dibuat oleh ahli-ahli pakan ternak mumpuni yang formulanya hanya KOIN yang tahu dan tidak diproduksi oleh pabrikan lain.
Selain dimanfaatkan dagingnya, kotorannya pun bernilai jual.

“Semua kotoran domba nanti akan kami beli dan kami olah menjadi pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik padat (POP) yang bernilai tinggi,” kata Ali.

Kotoran kambing pun, menurut Ali, juga tidak akan bau dan langsung masuk ke pralon yang memang khusus dirancang supaya tidak jatuh ke tanah.

Konsep bisnis Ngingu Bareng ini, adalah dari hulu ke hilir, yang artinya, semua berguna. Bukan jumlah kandang yang dikejar, tapi jumlah mitra yang bergabung. Apabila 10 ribu kandang terbangun, akan tumbuh enterpreuner baru dengan modal minimal Rp 132.770. 000,- kepada mitra.

Jika ada 10 ribu kandang, ungkap Ali, akan tumbuh minimal 5 ribu pengusaha baru dengan modal Rp 132.770.000,-/orang di Purworejo. Jika dibanding ratio penduduk kurang lebih 5-8% enterpreuneur baru tumbuh, Purworejo akan menjadi daerah yang makmur.

“Sedangkan standar enterpreuneur baru daerah makmur hanya 3,8%,” kata Ali.

Diakui oleh Ali, bahwa membangun usaha berbasis kemitraan memang tak mudah. Hambatan dari stake holder dan masyarakat pasti ada. Banyak warga yang masih memandang sebelah mata dengan program ini.

“Goal dari program Ngingu Bareng ini adalah meningkatkan taraf hidup dan membentuk karakter pengusaha baru di Purworejo,” pungkas Ali. (Jon)