Kodam IV/Diponegoro Peringati Hari Infanteri Ke-69

oleh
Penyerahan pasukan Pleton Beranting Yudha Wastu Pramuka, dalam upacara memperingati HUT Infanteri ke 69, Selasa (19/12), di alun-alun Kutoarjo - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Memperingati HUT Infanteri ke 69, jajaran Kodam IV/ Diponegoro mengadakan upacara di alun-alun Kutoarjo, Purworejo, Selasa (19/12) pagi. Upacara dipimpin oleh Kasdam IV/ Diponegoro, Brigjend TNI Bakti Agus Fajari.

Bertemakan ‘Dilandasi Semangat Yuddha Wastu Pramukha, Prajurit Infanteri Bersama Rakyat Kuat, Mandiri, dan Berkepribadian Guna Memperkokoh Kemanunggalan TNI-Rakyat’, upacara ini diikuti sekitar 1.400 peserta. Mereka berasal dari, Yonif 403, Yonif 405, Yonif 406, Yonif 410, Yonif Yonif 411, Yonif 412, Yon Armed 3, Yon Armed 11, Brimob, serta jajaran Kodim se Kodam IV/Diponegoro.

Upacara diawali dengan penampilan pasukan tradisional, yang diperankan sejumlah anggota TNI, dan penyerahan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka, yang diterima oleh Kasdam IV/Diponegoro.

Membacakan amanat Danpussenif Kodiklat TNI AD, May Jend TNI Surawahadi, SIP, MSi, Kasdam mengatakan, salah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah infanteri adalah peristiwa saat menghadapi agresi militer Belanda tanggal 19 Desember 1948.

Dimana pada saat itu, kata Kasdam, Panglima Jenderal Sudirman mengeluarkan Perintah Kilat No. 1/PB/D/1948 yang ditujukan kepada Angkatan Perang RI untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu Perintah Siasat No. 1/1948 tanggal 12 Juni 1948, untuk melawan musuh dengan melaksanakan perang rakyat semesta.

Dimana, lanjut Kasdam, pasukan-pasukan yang hijrah melaksanakan aksi wingate (infiltrasi) dengan cara long march kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk wehrkreise (kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kuat pertempuran gerilya.

Dari peristiwa tanggal 19 Desember 1948 itulah, kata Kasdam, Panglima Jendral Sudirman mewariskan nilai-nilai luhur, diantaranya, ketokohan, patriotisme, militansi, kejuangaprofesionalisme, pantang menyerah, dan kemanunggakan TNI dengan rakyat.

“Untuk mengenang nilai-nilai luhur tersebut, maka TNI AD menetapkan hari itu sebagai Hari Infanteri,” kata Kasdam, Bakti Agus Fajari.

Terpisah, Dandim 0708 Purworejo, Letkol Aswin Kartawijaya menjelaskan, pasukan Pleton Beranting terdiri dari 10 pleton, yang berangkat dari Sragen sejak Sabtu (16/12). Mereka melakukan estafet setiap 25 km. Dengan jarak tempuh mencapai 250 km, pasukan Tonting ini mengambil rute Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Sleman, Magelang, dan berakhir di Purworejo.

“Mereka napak tilas perjuangan para pejuang kemerdekaan, ” jelas Aswin. (Jon)

KORANJURI.com di Google News