KORANJURI.COM – Ketua KONI Provinsi Bali, I Ketut Suwandi menekankan pembinaan olahraga harus mengadopsi teknologi. Pengelolaan keolahragaan untuk saat ini, menurutnya, tidak bisa dilakukan dengan cara konvensional.
“Jika kita flashback lagi, atlit era 70-80 an penguasaannya hanya 75-80 persen dari potensi yang sebenarnya dimiliki oleh si atlit,” jelas Ketut Suwandi saat membuka Bali Youth Championship III di Hotel Nirmala, Denpasar, Rabu, 9 Agustus 2017.
Hal itu menurut Suwandi, disebabkan karena perkembangan teknologi pada masanya tidak secanggih sekarang. Informasi maupun penggalian sumber-sumber materi terkait dunia olahraga belum semudah di era digital.
Namun demikian, pihaknya juga menyoroti persoalan manajemen maupun sumber daya manusia sebuah lembaga olahraga, menjadi persoalan yang cukup vital dalam membentuk atlit-atlit berkualitas.
“Manajemen harus mandiri untuk membina kelangsungan sebuah organisasi,” ujar Suwandi.
Pihaknya meyakini dengan pola pembinaan moderen, keolahragaan di Indonesia akan diperhitungkan di kancah internasional. “Kita punya SDM besar, jika itu dikelola dengan baik niscaya olahraga kita bakal maju,” ujarnya demikian.
Bali Youth Championship III dirancang dalam pengembangan sport tourism di wilayah Bali. Pertandingan itu melombakan tiga kategori umur yakni, usia 13, 14 dan 15 tahun.
Ketua Panitia, Gusti Agung Putu Nuaba menjelaskan, tahun ini kepesertaan tim dari luar Bali bertambah.
“Ada tim dari Papua juga ikut bergabung dalam turnamen sepak bola ini,” jelas Agung Putu Nuaba.
26 tim sepak bola muda bakal meramaikan event yang digelar pada 10-12 Agustus 2017. Turnamen itu akan digelar di dua venue yakni di Lapangan Kompyang Sujana dan GOR Ngurah Rai.
Grup yang masuk babak kualifikasi akan bertanding untuk memperebutkan Level I untuk Champion, Level II untuk Plate dan Level III untuk bronze. Gusti Agung Putu Nuaba menambahkan, 4 tim terbaik di Level I bakal memperebutkan piala bergilir yang saat ini dipegang tim skuat muda asal Jawa Timur. Way